Like About Islam

Minggu, 31 Juli 2011

PENJAJAH AMERIKA DIBALIK WTC 9-11




Video-video Bukti NYATA jika WTC 9-11 menara utara, WTC menara Selatan & WTC gedung 7 diledakkan oleh pemerintah amerika telah tersebar di seluruh dunia.



PARA ILMUWAN & RAMAI ORANG DI DUNIA TELAH TAHU JIKA PELAKU WTC 9-11 BUKAN OSAMA ATAU ISLAM MANAPUN.



CERITA RESMI WTC 9-11 YANG DISYIARKAN MELALUI MASS MEDIA IALAH BOHONG BESAR DAN TERBUKTI DUSTA MELALUI ILMU SAINS ARCHITECS ENGINEERING



HIGH RISE STEELS CONTRUCTION MANAPUN TAK DAPAT LELEH, PATAH, APALAGI LEBUR MENJADI ABU HANYA OLEH API, APALAGI DALAM JANGKA WAKTU HANYA 1 JAM & RUBUH DALAM WAKTU KURANG DARI 10 DETIK SAJA



New York City, Sydney, Perth, Paris, London, San Francisco, Canada, Denmark, Spanyol, Ottawa, Chicago,Great Britain, Auckland NZ, Melbourne, Amsterdam, Los Angeles, Philadelpia, Boston, Copenhagen, Cardiff, Oklahoma City, La Paz, Christchurch, Montreal, Berkeley, Rapid City, San Diego, Milwaukee, Brisbane, Zurich, Russia, Kitchener, Waterloo, Palo Alto, Stockholm, Santa Rosa, Santa Cruz, Boulder, Orlando, Jersey City, Dallas, Denver, Mineapolis, Edmonton, Toronto, and many others cities in the world got activities to get down on the street by date of 11th for every month till this times.



They know if 9-11 was an inside job

MEREKA TAHU JIKA 9-11 IALAH PEKERJAAN ORANG DALAM PEMERINTAH AMERICA SENDIRI



Bukan mustahil pula jika rumor terrorist yang terjadi di banyak negara termasuk di asia ini di dalangi oleh mereka pula. Sebelum WTC 9-11 tak ada istilah terrorist, tak ada serangan terrorist.



Kami boleh yakin jika dibelakang kejadian asia semua ini ialah mereka pula, sudah banyak bukti yang insya ALLAH akan kami angkat disini.



ISLAM,,, TERBUKTI BENAR!!!

Mari bersatu.. 1 ALLAH., 1 Rasul., 1 Ka'bah., 1 Qur'an, 1 Daulah Islamiyah, 1 Jihad Because we are One Ummah is Islam..



GAMBAR-GAMBAR INI DIAMBIL DARI WEBSITE: www.truthaction.org












Untuk lebih jelasnya silahkan Sahabat About islam mengunjungi link ini -> PENJAJAH AMERIKA DIBALIK WTC 9-11

Qs.3 Ali Imran:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

More like/jempol & More comment = membantu dakwah karena posting ini akan sering muncul di wall member sebagai most recent update.

Klik share,bagikan,kongsi, jempol,like,suka,tag,tandai, copy, paste & sebarkan agar dakwah menyebar ke seluruh pelosok.

Thanx 2 all 4 support ^_^
Tolong undang teman pada group ini supaya lebih banyak lagi orang tahu kalau cuma Islam saja satu-satunya agama yg TERBUKTI BENAR
Klik share,bagikan,kongsi, jempol,like,suka,tag,tandai agar dakwah menyebar ke seluruh pelosok. More like/jempol & More comment = membantu dakwah karena posting ini akan sering muncul di wall member sebagai most recent update.

Tahukah saudara jika Menyampaikan itu WAJIB ???
Qs.3:20 KEWAJIBAN kamu hanyalah menyampaikan ❤♡ ❥ ♥
Qs.42:48 KEWAJIBANMU tidak lain hanyalah menyampaikan ❤♡ ❥ ♥
Qs.16:82 KEWAJIBAN yang dibebankan atasmu hanyalah menyampaikan
Qs.16:125 SERULAH pada jalan Tuhan-mu dengan hikmah & pelajaran baik
Qs.5:92 KEWAJIBAN Rasul Kami, hanyalah menyampaikan dengan terang
Qs.64:12 KEWAJIBAN Rasul Kami hanyalah menyampaikan dengan terang

Mari kita sebarkan pada semua saudara di seluruh pelosok jagat raya.








Rabu, 20 Juli 2011

Keutamaan Silahturahmi dan Ancaman Laknat dari Allah Swt bagi Orang yang Memutuskan Tali Silahturahmi




Manusia adalah mahluk sosial., yang selalu membutuhkan perhatian., teman dan kasih sayang dari sesamanya., Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan., diantaranya hubungan emosional., sosial., ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya., Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya., Islam sangat memahami hal tersebut., oleh sebab itu silaturahmi harus dilaksanakan dengan baik..



Sesungguhnya silaturahmi merupakan amal shalih yang penuh berkah., dan memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat., menjadikannya diberkahi di manapun ia berada., Allah swt memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya., baik yang segera maupun yang tertunda., Keutamaannya sangat banyak., profitnya melimpah., buahnya matang., pohon - pohonnya baik yang memberikan makanannya di setiap waktu dengan izin Rabb-nya..




Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya., Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini..



Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi., Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia?



Sesungguhnya sempurnalah dengannya keakraban., tersebar kasih sayang dengan perantaraannya., dan merata rasa cinta., Ia adalah bukti kemuliaan., tanda muru'ah., mengusahakan bagi seseorang kemuliaan., pengaruh., dan wibawa., Karena alasan itulah berlomba - lomba padanya orang - orang mulia yang berakal., maka mereka menyambung (tali silaturrahim) kepada orang yang memutuskan dan memberi kepada orang yang tidak mau memberi., serta bersifat santun kepada yang bodoh., Tidaklah nampak muru'ah kecuali ada padanya tali kekeluargaan yang disambung kembali., kebaikan yang diberikan., kesalahan yang dimaafkan., dan uzur yang diterima..



Silaturahim termasuk akhlak yang mulia., Dianjurkan dan diseru oleh Islam., Diperingatkan untuk tidak memutuskannya., Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia., Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab., diantara firmanNya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad :22-23).



“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’:1).






Silaturahmi merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya., apa bila kita melaksanakan perintah tersebut disamping kita mendapatkan pahala juga akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang sangat banyak sekali., diantara keutamaan tersebut adalah :



1. Silaturahmi merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya:



Dari Abu Hurairah ra oa berkata, Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi". (HR Bukhori dan Muslim)



2. Silaturahmi adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi:



Dari Abu Hurairah t ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" (HR Bukhori dan Muslim)



3. Silaturahmi menyebabkan adanya hubungan Allah swt bagi orang yang menyambungny:



"Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia swt selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan.' Dia swt berfirman: 'Benar, apakah engkau ridha bahwa Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau? Ia menjawab, 'Bahkan.' Dia I berfirman, 'Itulah untukmu.'



4. Akan selalu berhubungan dengan Allah Swt:



Dari Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda, "Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR. Bukhari dan Muslim).



5. Silaturahmi merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka:



Dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi saw bersabda : "Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi" (HR Bukhari dan Muslim)



6. Silaturahmi merupakan ketaatan kepada Allah swt dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya, sehingga ia menyambung tali silaturahmi tatkala Allah swt menyuruh untuk disambung



Firman Allah swt : "Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk" (QS. Ar-Ra'd :21)



7. Silaturahim merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt:



Dari seorang laki-laki dari Khos’amm berkata : saya mendatangi Rasulullah sawsedangkan beliau sedang bersama salah seorang sahabatnya, aku berkata : kamu mengaku bahwa engkau adalah Rasulullah? Rasulullah saw menjawab : “iya”, aku bertanya : amalan apa yang paling dicintai Allah swt. Beliau menjawab ; “Beriman kepada Allah swt ”, aku bertnya lagi, kemudian apa lagi ? beliau menjawab : “kemudian menyambung silaturahmi”. (HR Abu Ya’la dengan sanan Jayyid)



8. Sesungguhnya ganjaran silaturahmi lebih besar dari pada memerdekakan budak:



dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu 'anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya: "Apakah sudah engkau lakukan?" Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu." (HR Bukhori dan Muslim)



9. Di antara besarnya ganjaran silaturahmi, sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain



Dari Salman bin 'Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda: "Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi." (HR Tirmidzi)



demikian pula dengan hadits Zainab ats-Tsaqafiyah, istri Abdullah bin Mas'ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi saw: Apakah boleh dia bersedekah kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya? Maka Nabi saw bersabda: "Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah." (HR Bukhari dan Muslim)






Dan sebaliknya apabila meninggalkan silaturahmi maka akan mendapatkan ancaman dan akibat yang diperoleh. Diantara ancaman memutuskan silaturahmi adalah :



1. Tidak akan diterima amalnya:



Dari Abu Hurairah ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda “ “sesungguhnya perbuatan anak cucu adam diperlihatkan pada setiap kamis malam jumat, maka tidak akan diterima amalnya orang yang memutus tali silaturahmi”. (HR Ahmad)



2. Akan terputus hubungannya dengan Allah Swt:



Rosulullah saw bersabda, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" HR. Bukhari, dan Muslim.



3. Tidak termasuk golongan yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat. Karena salah satu tanda keimanan seseorang adalah senantiasa meghubungkan silaturahmi.



4. Akan dilaknat oleh Allah dan dimasukan kedalam neraka jahanam:



Allah swt berfirman : “ orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan Mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam) (QS Ar’Rad : 25)



"Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka". (QS Muhammad 22-23)



5. Tidak masuk surga:



Dari Jubair bin Mut?im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda, " Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan.". Sufyan berkata : “yaitu yang memutus hubungan tali silaturahmi” (HR. Bukhari dan Muslim)



Itulah beberapa keutamaan bagi orang yang melakukan silaturahmi dan ancaman bagi orang yang meninggalkannya.


Disusun Oleh : Hadi T Hariarto ( Tims cLue ) ♥


InsyaALLAH kita termasuk orang - orang yang selalu menjaga Silahturahmi.,

Jazaakallahu khairan wa baraakallahu fiikum.,



Ini Muhasabah, Karena Hidup Harus Berkah



Doa Dulu..!!

Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah



Apa Itu Muhasabah?


Muhasabah itu artinya Intropeksi diri, atau merenung barang sejenak sambil mengigat dosa dan maksiat yang pernah dilakukan. Sambil terus bertanya apakah dosa maksiat yang pernah dilakukan itu sudah di TOBAT in atau belum. Atau bertanya pada diri sendiri apakah sekarang ini lebih baik dari sebelumnya ?? Ataukah memang lebih buruk dari masa lalu?? Agar Muhasabah ini menjadi barometer untuk kehidupan masa datang.



Apa Penting Muhasabah itu???

Sangat penting sekali karena dengan Muhasabah ada tuntutan agar ketaatan bisa terus ditingkatkan sedang keburukan/dosa bisa dihindarkan. Orang itu pasti tahu apa dosa yang pernah dilakukan nya. Meskipun dia berupaya menutupinya dari yang lainnya, namun pastinya di hari kiamat nanti tidak ada satupun yang bisa ditutupi di hadapan Allah Swt. Dengan demikian ketika ia merenung bahwa banyak sekali dosa yg pernah dilakukan nya tentu nya dia akan berusaha taubat, dan memperbanyak amal soleh untuk menghapus atau mengganti dosa yang pernah dilakukan nya.



Mana Dalil pentingnya Muhasabah?

" Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)



Sedangkan dalam hadist diantaranya:

Orang cerdas itu adalah yang mampu menagih dirinya (muhasabah) dan beramal untuk hari akhirat. Orang bodoh itu adalah orang yang mengikuti hawa nafsu dan berkhayal terhadap Allah." (HR.Tirmizi)



Apa pandangan Ulama tentang Muhasabah ini?

Ibnu Qayyim mengatakan," Ayat ini menunjukan kewajiban melakukan Muhasabah."

Sedangkan Ibnu Katsir mengatakan,"Intropeksi lah kalian, sebelum kalian diperhitungkan. Persiapkan diri kalian dengan baik dengan berbagai macam amal soleh sebagai bekal hari esok."



Bagaimana komentar Sahabat Nabi Saw tentang Muhasabah??

Umar bin Khottob ra pernah mengatakan," Perhitungkan dirimu (Muhasabah) sebelum kau diperhitungkan. Timbangkagdirimu sebelum kau ditimbang. Karena yang paling ringan perhitungan nya hari esok kelak adalah orang suka Muhasabah semasa hidup nya. Karena di hari kiamat nanti tidak ada satupun yang tersembunyi." (HR. Ahmad, Tirmizi, Ibn Al-Jauzi,Ibn Qoyiim)



Apa Nasehat Untuk Kita?

Hasan al-Bashri pernah mengatakan:

" Sungguh seorang hamba itu (harusnya) selalu dalam kebaikan, selama ia menjadi penasehat bagi jiwa nya. Oleh karena itu Muhasabah penting sekali dikerjakan."



Perbuatan apa yang bisa membantu, agar mudah ber Muhasabah??

Harus merasakan, dan harus yakin bahwa kita diawasi oleh Allah. Dan harus yakin bahwa apapun dosa yang telah diperbuat pastilah Allah tahu, meskipun seluruh manusia tidak mengetahuinya. Ataupun meski di sembunyikan dengan rapat pasti diketahui Allah Swt.
Muhasabah adalah pintu menuju Tobat, dan tobat sendiri Wajib dilakukan setiap individu agar Husnul Khotimah. Sulit sekali Tobat bila tidak didahului oleh Muhasabah.
Harus yakin adanya hari akhir, hari pembalasan dimana semua amal akan diperiksa dan akan dibalas dengan adil.
Membaca sejarah Nabi Saw, para sahabat dan ulama terdahulu agar menjadi motivasi bagi diri untuk selalu memupuk amal soleh.




Oleh : Kang Ackmanz Full


Semoga bermanfaat


Jazaakallahu khairan wa baraakallahu fiikum




Erlina., Yang Mendapat Hidayah dari Allah Swt Sehingga Memeluk Islam

♥¸.•♥*♥•.¸.♥HIDAYAH ALLAH SWT♥¸.•♥*♥•.¸.♥


Namaku Erlina, aku ingin berbagi cerita kepada saudariku muslimah, bukan untuk mengajarkan tentang fiqih atau hadits atau hal lainnya yang mungkin ukhti muslimah telah jauh lebih dulu mengetahuinya daripada aku sendiri. Karena di masa lalu, aku beragama Kristen..


Sejak kecil aku beserta kedua adikku dididik secara kristen oleh kedua orangtuaku, bahkan aku telah dibaptis ketika masih berumur 3 bulan dan saat berusia 18 tahun aku telah menjalani sidhi, yaitu pengakuan setelah seseorang dewasa tentang kepercayaan akan iman kristen di depan jemaat gereja. Aku juga selalu membaca Alkitab dan membaca buku renungan –semacam buku kumpulan khotbah– bersama keluargaku di malam hari. Seluruh keluargaku beragama Kristen dan termasuk yang cukup taat dan aktif. Bahkan dari keluarga besar ayah, seluruhnya beragama Kristen dan sangat aktif di gereja sehingga menjadi pemuka dan pengurus gereja. Sedang dari keluarga ibu, nenekku dulunya beragama Islam, namun kemudian beralih menjadi Katholik.


Sejak kecil aku adalah anak yang sangat aktif dalam kegiatan keagamaan. Tentu saja kegiatan keagamaan yang aku anut saat itu beserta keluarga besarku. Kecintaanku pada agama Kristen demikian kuat mengakar dan terus bertambah kuat seiring pertumbuhanku menjadi wanita dewasa. Sedari kecil aku sangat rajin ikut Sekolah Minggu, bahkan hampir tidak pernah absen. Aku selalu ingin mendengarkan cerita agama Kristen atau cerita dari Alkitab di Sekolah Minggu. Setiap pelajaran Sekolah Minggu kucatat dalam sebuah buku khusus. Cerita-cerita tersebut kuhafal sampai detail, sehingga setiap perayaan Paskah dan Natal aku selalu menjadi juara lomba cerdas tangkas Sekolah Minggu. Pernah suatu ketika, karena aku sering sekali menang, seorang juri memberikan tes tersendiri. Hal ini untuk memastikan bahwa aku layak mendapatkan juara pertama, apalagi saat itu aku masih lebih muda dari peserta dan juara lainnya. Ternyata aku bisa menjawab pertanyaan juri tersebut. Akhirnya aku tetap mendapatkan hadiah, namun hadiah khusus di luar juara satu sampai tiga. Kebijakan ini untuk memberikan kesempatan pada peserta lain untuk menjadi pemenang.



Ketika aku menginjak usia SMP dan SMA, aku tetap aktif dalam kegiatan persekutuan remaja dan pemuda di sekolah. Aku juga aktif di tingkat yang lebih besar yaitu kegiatan persekutuan antar siswa Kristen dari sekolah-sekolah se-kota Magelang, juga persekutuan remaja di gereja. Bahkan aku juga ditunjuk menjadi ketua persekutuan remaja di gereja. Setiap minggu aku disibukkan dengan kegiatan persekutuan, mempersiapkan acara, topik, pembicara, membuat undangan dan menyebar undangan. Aku tidak pernah bosan mengundang rekan-rekan untuk hadir. Walaupun aku tahu ada di antara mereka yang malas hadir, aku tetap memberikan undangan kepada mereka. Betapa semangatnya aku saat itu..


Setelah lulus SMA, aku meneruskan kuliah di FKG UGM. Dan seperti sebelum-sebelumnya, aku kembali aktif di kegiatan keagamaan (Kristen). Kali ini aku mengikuti kegiatan persekutuan mahasiswa di FKG dan di tingkat UGM. Aku sangat senang dan menikmati kegiatanku tersebut saat itu. Bermacam-macam aktifitas, perayaan Natal, Paskah, panitia lomba vokal grup lagu gerejawi dan lainnya aku ikuti. Aku sering mengajak teman-teman-teman satu kos untuk menyanyi bersama lagu-lagu gerejawi di kos, berdiskusi pemahaman kitab dan lainnya..



Ternyata keaktifanku dalam kegiatan keagamaan ini semakin masuk ke dalam ketika aku diajak bergabung dengan pelayanan “Para Navigator”. Pesertanya sebagian besar mahasiswa. Di sini kami belajar banyak hal tentang kekristenan, dibimbing oleh pembimbing rohani dalam satu kelompok, mengadakan diskusi pemahaman Alkitab setiap minggu dengan menggunakan buku panduan seperti kurikulum yang bertingkat dari dasar ke tingkat tinggi. Di sini kami juga diajarkan dan diminta untuk menghafal ayat-ayat Alkitab –dengan diberikan panduan berupa kartu yang berisi ayat untuk dihafalkan-, dan setiap minggu harus bertambah ayat yang kami hafal. Akhirnya aku dapat menyelesaikan paket kurikulum dan diminta membimbing anak rohani. Metode pelayanan ini biasa dikenal dengan metode sel, belajar berkelompok, kemudian berkembang dengan masing-masing anggota yang akan memiliki anak-anak lain untuk dibimbing, sehingga orang-orang yang terlibat di dalamnya akan berkembang dan bertambah banyak. Dalam pelayanan ini, terkadang kami pun diajarkan dan dianjurkan untuk berdakwah mengajak orang lain mengenal dan mengikuti ajaran Kristen.



Entah mengapa, setelah aku masuk stase (tingkatan) klinik, mulai ada beberapa teman (muslim) yang mendekati dan ingin memperkenalkan Islam kepadaku. Reaksiku? Jelas marah dan kutolak mentah-mentah. Pernah juga aku dipinjami Al-Qur’an dan diminta untuk membacanya oleh seorang teman. Sungguh aku sangat marah terhadapnya sampai-sampai aku tak ingin berbicara dengannya..



Sampai akhirnya aku bertemu dengan dia –sebut saja A– yang alhamdulillah kini telah menjadi suamiku. Kalau teman-teman lain ingin memperkenalkan Islam dengan cara langsung dengan Al-Qur’an dan hal-hal lainnya yang jelas-jelas berbau Islam, maka A mengenalkan Islam dari sisi yang beraroma Kristen. Dan aku sangat antusias saat itu. Apalagi ia menyatakan bahwa jika Kristen lebih benar dari Islam, maka dia akan mengikuti agama Kristen. Kesempatan emas! Pikirku. A juga banyak bertanya tentang Bible, bahkan ia katakan telah tamat membaca Alkitab Perjanjian Baru sebanyak tiga kali! Aku pikir, orang ini benar-benar tertarik akan agama Kristen. Aku saja belum pernah membaca dari awal hingga akhir kitab tersebut secara berurutan. Aku semakin bersemangat saat itu. Banyak yang dia ketahui tentang Alkitab Kristen dan tentang Kristen. Ternyata sejak kecil ia bersekolah di sekolah Katholik dan mempelajari agama Katholik serta sejarahnya, dan ketika ia kuliah di UGM, ia juga terkadang berkunjung ke toko buku Kristen untuk membaca..



Namun, yang terjadi selanjutnya ternyata di luar dugaanku. A memang banyak tahu tentang agamaku, namun ia juga memiliki pengetahuan tentang Islam. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan berkaitan dengan agamaku, yang terkadang pertanyaan itu begitu mudah, namun aku sangat kesulitan menjawabnya. Diskusi-diskusi yang kami lakukan membuat kami menjadi dekat. Aku pun telah lulus kuliah dan bekerja. Begitu pula A, hanya saja dia bekerja di Jakarta. Namun, kami masih terus melanjutkan diskusi tentang agama Kristen yang telah kami lakukan sebelumnya. Ya… masih berlanjut seperti itu, pengenalan tentang agama Islam yang dilakukan dengan cara tidak langsung..



Dari diskusi-diskusi itulah ia terkadang memasukkan sentilan Islam secara tidak langsung dan tidak aku sadari (karena pertanyaan dan hal-hal yang didiskusikan sebenarnya telah jelas jawabannya di Islam). Banyak bentrok di antara kami dalam diskusi tersebut. Kadang bahkan membuat aku marah, menangis, jengkel. Namun diskusi itu terus berlanjut. Masih ada rasa penasaran, jengkel dan marah yang berbaur menjadi satu. Namun… banyak sekali pertanyaan darinya yang tidak bisa aku jawab. Akhirnya A mengusulkan agar meminta pendeta yang ahli untuk diajak diskusi bersama. Wah!! Betapa senangnya aku mendengar sarannya itu. Orang ini benar-benar bersemangat belajar Kristen. Aku sangat berharap akhirnya nanti dia bisa beragama Kristen. Rasanya bahagia jika aku berhasil membuat ia mengikuti iman Kristen.



Dengan sebab tersebut, aku mencari dan menghubungi pendeta yang terkenal, senior dan sangat berkualitas di Jogja. Sebut saja pendeta X. Aku berharap pendeta X dapat membantuku ‘memberi pelajaran’ tentang Kristen kepada A. Keluargaku pun ikut bersemangat dan sangat mendukung rencanaku ini. Saat itu, aku bersyukur bapak pendeta ini mau dan bersedia membantu rencanaku. Akhirnya, kami melakukan diskusi bertiga. Keadaannya saat itu, bukanlah sebagaimana seseorang yang ingin saling berdebat antar agama. Tidak. Kondisi saat itu, baik A maupun aku sama-sama sebagai orang yang belajar dan mencari kebenaran. Walaupun tidak ada pernyataan sebagaimana yang A lakukan bahwa jika Islam lebih benar aku akan mengikuti agamanya.



Mulailah kami berdiskusi setiap pekan di hari Sabtu. Beberapa pertanyaan yang A ajukan antara lain adalah:

Kapan dan bagaimana cara Yesus berpuasa? Mengapa orang Kristen tidak berpuasa?
Tentang penghapusan hukum Taurat (Yesus menolak membasuh tangan sebelum masuk rumah).


Benarkah kisah yang menceritakan Yesus berdoa dengan bersujud? Dan bagaimana orang Kristen berdoa saat ini? Dahulu, orang Yahudi termasuk Yesus dikhitan. Mengapa orang Kristen sekarang tidak? Pendeta menjawab, orang Kristen ada yang berkhitan tapi bukan untuk mengikuti hukum Tuhan (Taurat), tetapi untuk alasan kesehatan.


Mengapa orang Kristen tidak mengenal najis? Padahal hal najis di Taurat lebih berat daripada hukum Islam. Pendeta menjawab, dalam Kristen hal itu tidak perlu karena di dalam tubuh kita juga ada najis.


Apakah surga itu bertingkat-tingkat menurut Kristen?
Pendeta menjawab, “Tidak, dalam Kristen surga tidak bertingkat-tingkat.”
Lalu kami bertanya, “Mengapa dalam injil dikatakan ada surga rendah dan surga tinggi?”


Terdapat ramalan dalam Alkitab tentang kedatangan anak manusia ‘Ia akan berada di perut bumi tiga hari tiga malam’ seperti kejadian nabi Yunus di dalam perut ikan. Siapakah dia?


Pendeta menjawab, “Jelas ramalan untuk Yesus setelah kematian di kayu salib dan dikubur di gua.”
Akhirnya kami bertiga sama-sama menghitung. Dan berkali-kali, hasil perhitungan itu adalah dua hari dua malam atau maksimal adalah tiga hari dua malam dengan konsekuensi memasukkan hari minggu sebagai satu hari penuh, padahal minggu pagi –sebelum matahari terbit- , kubur Yesus telah kosong. Karena perhitungan tersebut tidak cocok dengan ramalan tiga hari tiga malam, pertanyaan tersebut ditunda untuk didiskusikan pekan berikutnya.


Saat kami datang pekan berikutnya, pendeta sudah memiliki jawaban, yaitu perhitungan hari orang Yahudi berbeda dengan kita.


Waktu itu kami tercengang, heran namun akhirnya tersenyum mengerti bahwa sebenarnya pertanyaan ini tidak dapat dijawab oleh sang pendeta. Padahal kejadian nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam gua selama tiga hari tiga malam mestinya lebih bisa menjawab ramalan tersebut.


Ah, saudariku… sebenarnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang kami diskusikan saat itu. Kiranya ini cukup untuk menggambarkan diskusi yang terjadi saat itu. Pertanyaan-pertanyaan kami bukanlah pertanyaan yang berat yang berkaitan dengan akidah. Bukan tentang trinitas ataupun ketuhanan Yesus. Namun, itupun banyak yang tidak terjawab. Dan dalam diskusi ini, A tidak pernah mendebat dengan dalil-dalil Islam, Al-Qur’an dan hadits. Sehingga memang terkesan bahwa kami berdua sedang berguru kepada pendeta tersebut.


Kami tidak pernah berdebat, menyalahkan atau mempermalukan beliau. Kami tetap hormat, dan pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan berkesan layaknya konfirmasi, “Apakah ini benar”, “Mengapa seperti ini”, dan semacamnya, kemudian menilai jawaban yang pendeta tersebut berikan. Dan jika kami tahu sebenarnya beliau tidak dapat menjawab pertanyaan kami, dan tampak jawabannya dipaksakan, tidak logis (seperti tentang ramalan tiga hari tiga malam), maka kami hanya tersenyum dan tidak memperpanjang pembahasan hal tersebut. Saat itu, pendeta tersebut menganjurkan agar kami membaca buku karangan seorang Pastor yang berjudul Gelar-Gelar Yesus. Namun, aku malah mendapati, si pengarang justru mengatakan bahwa di Alkitab tidak ada yang secara langsung menyebutkan bahwa Yesus itu Tuhan dan dia tidak pernah menyatakan diri sebagai Tuhan. Sehingga anjuran ini justru menjadi semakin menambah pertanyaanku dan memperbesar keraguanku akan iman Kristen.


♥¸.•♥*♥•.¸.♥.¸•♥*♥•¸♥.♥♥¸.•♥*♥•.¸.♥.¸•♥*♥•¸♥.♥.♥¸.•♥*♥•.¸.♥.¸•♥*♥•¸♥.♥.♥¸.•♥*♥•.¸.♥.¸•♥*♥•¸♥.♥.♥¸.•♥*♥•.¸


Setelah diskusi berlangsung beberapa kali, pendeta tersebut minta maaf karena tidak bisa melanjutkan diskusi lagi karena akan pergi ke luar negeri selama beberapa waktu. Beliau merekomendasikan dua orang pendeta untuk menggantikan posisi beliau selama beliau tidak ada. Pendeta pertama adalah seorang yang dulunya beragama Islam namun keluar (murtad) dari agama Islam dan menjadi pendeta. Saat kami mendatangi rumah pendeta ini, dari pembicaraan dengannya terkesan bahwa beliau menolak dan menghindar dengan alasan yang tidak jelas. Pendeta kedua adalah seorang doktor teologia ahli perbandingan agama dan memiliki kedudukan yang cukup tinggi di sebuah universitas. Karena kesibukan dan kedudukan beliau inilah, kami agak kesulitan menemui beliau. Ketika akhirnya kami berhasil menemuinya, ternyata beliau keberatan dan tidak bersedia berdiskusi bersama kami dengan alasan sibuk. Pendeta kedua ini menyarankan agar kami kembali berdiskusi dengan pendeta X. Karena proses diskusi ini (yang tadinya aku berharap begitu banyak para pendeta ini dapat memberi pelajaran pada A) ternyata sedikit terhambat, akhirnya aku mendatangi pendeta X seorang diri. Aku menceritakan semua hal berkenaan dengan latar belakang diskusi ini dan aku memohon kepada beliau untuk membantuku meneruskan proses diskusi dengan A. Sayangnya… ternyata beliau menolak permintaanku dengan alasan yang tidak jelas –bahkan bisa dikatakan tanpa alasan-. Sebagaimana harapan besar lainnya – yang jika tertumpu pada seseorang namun ternyata tidak dipenuhi oleh orang tersebut-, maka kekecewaan yang besar pun kurasakan waktu itu. Ketika aku pamit pulang, pendeta tersebut masih sempat berpesan kepadaku,



“Apapun yang terjadi, jangan sampai kamu menikah dengan dia (A). Kalau dia tidak mau masuk agama Kristen, pertahankan imanmu (iman Kristen).”



Gundah, bingung, sedih, dan kekecewaan yang menumpuk, semua bergumul menjadi satu setelah mendapat berbagai penolakan dari pihak-pihak yang aku harapkan dapat membantuku memberi penjelasan tentang agama Kristen ini kepada A. Bahkan pihak-pihak ini adalah orang yang kuanggap pakar dan ahli sehingga dapat membantuku menjawab dan menjelaskan tentang agama Kristen kepada A. Aku pun merasakan sesuatu yang janggal dari pesan terakhir dari pendeta X. Aku simpulkan bahwa sebenarnya mereka tidak memiliki argumen dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan aku merasakan bahwa ada sesuatu yang kurang dari agama ini (Kristen).



Sejak itulah, aku berusaha melihat dan menilai Islam dan Kristen sebagai dua agama yang sejajar kedudukannya, dan aku berusaha berada pada posisi netral seakan-akan sedang menjadi juri untuk keduanya. Berat dan tertekan. Itu yang aku rasakan ketika harus bergumul dan berusaha keras untuk melepaskan diri dari doktrin Kristen. Doktrin yang telah aku cintai sejak kecil dan telah kuikat secara sungguh-sungguh. Namun, dari sinilah aku mulai membuka diri dengan selain Kristen. Aku baru bisa mulai mempelajari seperti apa Islam sebenarnya. Kesan pertama yang kudapatkan dalam penilaianku adalah, ‘Apa yang jelek dari Islam? Kelihatannya ajarannya ok ok saja.’ Sambil melakukan ini, aku tetap terus membaca Alkitab Kristen.



Suatu ketika, A mengajukan suatu ayat dalam Alkitab yang mengatakan, ”Jangan sampai kita sudah setiap hari menyeru ‘Tuhan-Tuhan,’ tetapi tidak selamat seperti yang tertulis dalam Injil.”



Kata-kata ini terpatri dalam benakku. Malam harinya, aku mencari ayat itu dalam Alkitab dan menemukannya, yaitu pada Matius 7:21, yang isinya, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-ku yang di sorga.”



Aku termenung seakan-akan tak percaya yang aku baca. Perlahan-lahan ‘ku tutup Alkitab yang sedang kubaca tersebut.



Keesokan harinya dan hari-hari sesudahnya terasa seperti hari penuh perenungan untuk pikiran dan benakku. Walaupun aku (berusaha) beraktifitas seperti biasa, namun pikiranku tidak tenang memikirkan ayat tersebut. Untuk meyakinkan diriku, ‘ku baca kembali ayat tersebut berulang-ulang, namun ternyata aku justru menjadi ketakutan setelah memikirkan makna yang terkandung di dalamnya. Sepertinya ayat ini sangat berkaitan dengan apa yang telah aku lakukan selama ini, dan aku takut ternyata aku termasuk yang pada akhirnya tidak masuk surga. Jangan-jangan apa yang kulakukan selama ini walaupun dengan kecintaan dan kesungguhan dan penuh perjuangan adalah hal sia-sia.



Sejak itu, aku mulai tertarik dengan Islam dan menjadikannya alternatif pengganti agamaku. Aku mulai bekerja di luar kota Yogyakarta di sebuah Puskesmas di Banjarnegara. Sendirian… tanpa sanak saudara ataupun teman dekat dan sahabat yang dapat kuajak diskusi tentang Islam. Aku belajar tentang Islam dari pengajian-pengajian masjid di desa yang terdengar dari pengeras suara atau acara desa dan kecamatan yang biasanya terdapat sentilan tentang ajaran Islam. Dan tentu saja tak ketinggalan, aku belajar dari diskusi yang sangat sangat banyak dengan A.



Sampai pada akhirnya, A menawarkanku untuk masuk Islam, dan akupun menyetujuinya walaupun tidak langsung melaksanakannya. Aku masih terus berdiskusi, belajar dan berpikir sehingga aku benar-benar merasa yakin dan mantap untuk memeluk agama Islam. Dan ketika keyakinan ini bertambah kuat, aku merasa ada kebutuhan mendesak yang harus kulakukan, yaitu aktifitas menyembah Allah. Rasanya keyakinanku akan sia-sia dan terasa hampa jika tidak ada aktifitas ibadah yang harus aku lakukan untuk menyembah Allah. Namun, aku sama sekali belum bisa cara beribadah yang ada pada Islam.



Dengan melihat orang sholat di televisi dan memperhatikan teman sholat, akhirnya aku berusaha meniru gerakan sholat. Tentu saja segala sesuatunya masih kacau saat itu. Dengan hanya memakai piyama tidur (tanpa tahu ada aturan harus menutup seluruh aurat saat shalat) menggelar selimut untuk dijadikan sajadah, dan berdiri tidak mengetahui harus menghadap kemana, aku sholat. Ya! Aku sholat! Hanya dengan tiga kalimat yang aku ketahui, bismillahirrahmanirrahim, allahu akbar, dan alhamdulillah dan dengan gerakan yang tanpa urutan dan aturan. Rasanya melegakan karena aku melepaskan keinginan untuk menyembah satu Ilah dan hanya Ilah inilah yang harus aku sembah. Aku lakukan ini berkali-kali tanpa diketahui oleh siapapun. Aku masih belum mengetahui tentang pembagian sholat yang lima waktu. Aku masih sendirian saat itu, menjadi kepala Puskesmas, dan aku pun masih merahasiakan statusku dari siapapun termasuk staf di kantor bahkan Si A tidak tahu kalau aku melakukan sholat karena aku masih malu, takut dan masih menutup diri. Sehingga tidak ada seorangpun yang dapat mengajariku.



Sampailah waktunya…
Aku dan A memberanikan diri datang kepada orangtuaku. Di situ, A mengutarakan keinginanku untuk memeluk agama Islam kepada orangtuaku. Dapat dibayangkan apa yang terjadi. Kekagetan luar biasa, marah, tidak percaya mengelegak keluar. Orangtua memintaku mengutarakan sendiri hal tersebut, dan aku pun mengatakan hal yang sama, “Aku ingin masuk Islam.” Mereka tetap tidak percaya dan memintaku memikirkannya kembali. Aku kembali ke Banjarnegara dan A juga kembali ke Jakarta tempat ia bekerja.



Beberapa waktu kemudian, Bapak, Ibu dan adikku menemuiku di Banjarnegara. Menanyakan kembali keputusan akhirku. Saat itu, aku meminta A menemaniku, karena aku dalam kondisi sangat takut dan kalut. Jawabanku pun tetap sama, “Aku ingin masuk Islam.”



Betapa orangtuaku marah mendengarnya. Sebuah kemarahan yang aku belum pernah menyaksikan sebelumnya. Ibu berkata, “APA KAMU SANGGUP MENGHIANATI YESUS!!! TEGANYA ENGKAU DENGAN YESUS!!!”



Rasanya hatiku teriris mendengar teriakan marah dan kekecewaan yang luar biasa dari kedua orangtuaku tersebut. Aku pun memahami jika akan seperti ini, karena seluruh keluarga besar beragama Kristen dan hampir seluruhnya adalah aktivis-aktivis gereja, sering berkhotbah di gereja. Tidak ada satupun yang beragama lain. Dan… aku yang diperkirakan juga akan mengabdi dengan sesungguhnya pada agama Kristen ternyata menjadi orang pertama yang masuk ke agama Islam. Tentu ini hal yang sangat berat terutama untuk kedua orangtuaku. Anggapan-anggapan negatif baik dari pihak keluarga, jemaat gereja, keluarga besar lainnya tentu akan datang bertubi-tubi menekan mereka. Dengan keputusanku yang tidak berubah ini, akhirnya hubunganku dengan keluarga menjadi agak renggang.



Derai air mata sejak itu masih terus mengalir. Aku sempat ragu ketika mengingat perkataan ibuku,



“Sanggupkah engkau mengkhianati Yesus.”
“Tegakah pada Tuhan Yesus.”



Pikiranku terus berkecamuk, ‘Benarkah itu? Benarkah aku harus menyembah Yesus? Benarkah jika aku memeluk Islam, Yesus akan marah?’ Berkutat pada kebimbangan antara perkataan orangtuaku dan apa yang telah kupelajari dalam Islam. Dalam puncak kebingunganku, aku bermimpi…



Aku hendak pergi tidur. Tiba-tiba… terdengar ketukan dari jendela kayu yang bersebelahan dengan tempat tidurku. Kubuka jendela tersebut dan aku kaget karena ternyata di depanku ada sesosok Yesus (wajahnya memang tidak jelas, namun berjubah dan dalam mimpi itu aku dipahamkan bahwa itu adalah Yesus). Sosok itu tidak berbicara apa-apa namun tampak seperti tersenyum, tidak marah dan mengulurkan tangannya (seperti) hendak menyalamiku. Sosok tersebut tidak berbicara namun aku dipahamkan bahwa maksud beliau adalah mengucapkan selamat kepadaku. Setelah itu sosok tersebut berlalu.



Aku pun terbangun dalam keadaan bingung dan takut. ‘Apa maksud mimpi ini?’ pikirku. Apakah ini suatu tanda bahwa pilihanku benar.



Waktupun berlalu dan aku semakin mengokohkan keputusanku untuk memeluk agama Islam. A yang hampir selalu hadir dalam perjalananku menggapai hidayah Islam ini akhirnya melamarku. Alhamdulillah… akhirnya orangtuaku pun mengizinkan kami menikah. Hubungan kami dengan keluargaku sudah baik kembali sampai saat ini. Kami menikah dengan wali dari KUA. Rasa haru dan bahagia menyelimutiku saat itu. Setelah menikah, aku langsung minta dibelikan mukena dan minta diajarkan shalat. Dan A terus mendampingiku dan mengajarkanku shalat lima waktu. Sampai aku telah dapat melakukan shalat sendiri, A baru bisa menjalankan kewajibannya untuk shalat di masjid.



Perjalananku dalam memahami Islam tentu saja tidak berhenti sampai di situ. Setelah lima tahun sejak aku masuk ke dalam agama Islam, aku melanjutkan studi S2 di FK UGM, jurusan Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis (minat Histologi dan Biologi Sel) dan aku seperti tersentak untuk kedua kalinya. Aku baru menyadari dan memahami betapa Allah mengatur segala sistem dalam tubuh kita dengan begitu rapi, canggih, teratur, beralasan dan sempurna sampai ke tahap molekuler, tanpa kita sadari. Aku banyak termenung saat menyadari hal itu, namun juga menjadikanku banyak bertanya kepada dosen pakar saat itu. Subhanallah, Dia-lah pencipta, pengatur, pemelihara yang sedemikian rupa rumitnya. Dan tidak mungkin semua itu berjalan, berproses dan bermekanisme dengan sendirinya. Mulai saat itulah aku lebih terpacu lagi untuk belajar dengan membaca dan memahami Al-Qur’an.



Dan proses belajar itu terus berlangsung sampai sekarang. Dahulu aku telah mengetahui bahwa Allah-lah, Ilah yang disembah dalam agama Islam. Namun, perlu waktu bertahun-tahun untuk aku memahami bahwa hanya Allah-lah Ilah yang BERHAK untuk disembah. Dan pemahaman ini ternyata suatu perkembangan, semakin kita belajar mengenal Rabb kita, insya Allah semakin bertambahlah pemahaman dan ketauhidan kita, dan akan semakin sadar bahwa masih banyak sekali hal yang tidak kita ketahui. Dari proses pembelajaran inilah aku semakin memahami siapakah Allah yang selama ini aku sembah, mengapa hanya Allah yang harus aku sembah. Kini aku sedikit lebih paham (karena masih banyak hal yang belum aku pahami), tentang kekuatan rububiyah Allah (sebagai pencipta, yang berkuasa) yang melazimkan bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah dan mengapa aku tidak boleh mempersekutukan-Nya karena jika aku melakukan kesyirikan maka ia akan menjadi dosa yang tak terampuni (jika tidak bertaubat).



Saudariku… agama Islam terlalu tinggi, canggih dan terlalu sempurna, dengan konsepnya yang sangat jelas, sehingga agama-agama lain menjadi sangat lemah untuk menjadi pembandingnya, termasuk agama Kristen yang aku anut dahulu.



♥¸.•♥*♥•.¸.♥.¸•♥*♥•¸♥.♥♥¸.•♥*♥•.¸.♥.¸•♥*♥•¸♥.♥.♥¸.•♥*♥•.¸.♥.¸•♥*♥•¸♥.♥.♥¸.•♥*♥•.¸.♥.¸•♥*♥•¸♥.♥.♥¸.•♥*♥•.¸




Kisah di atas diceritakan langsung oleh Erlina kepada redaksi Muslimah.or.id, dan redaksi KisahMuslim.com juga mengenal Erlina. Semoga Allah menjaga hamba-hamba-Nya yang beriman…


Artikel KisahMuslim.com


Kamis, 14 Juli 2011

Sholat Janganlah Ditinggalkan

Seorang muslim tentu saja paham jika Sholat 5 waktu sehari-semalam merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar. Kewajiban yang tidak bisa di wakilkan, kewajiban yang seharusnya bisa kita kerjakan dengan penuh kebahagiaan. Kewajiban melaksanakan sholat 5 waktu bisa begitu berat apabila dalam fikiran kita masih beranggapan bahwa sholat hanya sebagai pelengkap bukan sebagai kebutuhan. Kita beranggapan bahwa meninggalkan sholat 5 waktu tidaklah mengapa karena tidak mendapatkan balasan secara langsung, maka saya katakan ANGGAPAN ANDA ITU SALAH BESAR. Karena 1 kali saja anda meninggalkan sholat 5 waktu, bisa dipastikan anda akan semakin jauh dari jalan Illahi dan bisa saya katakan itulah KERUGIAN YANG SEBENARNYA. Lalu bagaimana anda memposisikan sholat 5 waktu ini ?



Memang sungguh prihatin dengan kondisi umat saat ini. Banyak yang mengaku Islam di KTP, namun kelakuannya semacam ini. Oleh karena itu, pada tulisan yang singkat ini kami akan mengangkat pembahasan mengenai hukum meninggalkan shalat. Semoga Allah memudahkannya dan memberi taufik kepada setiap orang yang membaca tulisan ini.



Para ulama sepakat bahwa meninggalkan shalat termasuk dosa besar yang lebih besar dari dosa besar lainnya



Ibnu Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, “Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” (Ash Sholah, hal. 7)



Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba’ir, Ibnu Hazm –rahimahullah- berkata, “Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan.” (Al Kaba’ir, hal. 25)



Adz Dzahabi –rahimahullah- juga mengatakan, “Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat secara keseluruhan -yaitu satu shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa).” (Al Kaba’ir, hal. 26-27)



Pembicaraan orang yang meninggalkan shalat dalam Al Qur’an



Banyak ayat yang membicarakan hal ini dalam Al Qur’an, namun yang kami bawakan adalah dua ayat saja.



Allah Ta’ala berfirman,



فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا



“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui al ghoyya, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS. Maryam: 59-60)



Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa ‘ghoyya’ dalam ayat tersebut adalah sungai di Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam. (Ash Sholah, hal. 31)



Dalam ayat ini, Allah menjadikan tempat ini –yaitu sungai di Jahannam- sebagai tempat bagi orang yang menyiakan shalat dan mengikuti syahwat (hawa nafsu). Seandainya orang yang meninggalkan shalat adalah orang yang hanya bermaksiat biasa, tentu dia akan berada di neraka paling atas, sebagaimana tempat orang muslim yang berdosa. Tempat ini (ghoyya) yang merupakan bagian neraka paling bawah, bukanlah tempat orang muslim, namun tempat orang-orang kafir.



Pada ayat selanjutnya juga, Allah telah mengatakan,



إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا



“kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” Maka seandainya orang yang menyiakan shalat adalah mukmin, tentu dia tidak dimintai taubat untuk beriman.



Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,



فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ



“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.” (QS. At Taubah [9]: 11). Dalam ayat ini, Allah Ta’ala mengaitkan persaudaraan seiman dengan mengerjakan shalat. Berarti jika shalat tidak dikerjakan, bukanlah saudara seiman. Konsekuensinya orang yang meninggalkan shalat bukanlah mukmin karena orang mukmin itu bersaudara sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,



إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ


“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (QS. Al Hujurat [49]: 10)



Pembicaraan orang yang meninggalkan shalat dalam Hadits

Terdapat beberapa hadits yang membicarakan masalah ini.



Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ



“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 257)



Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu -bekas budak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



بَيْنَ العَبْدِ وَبَيْنَ الكُفْرِ وَالإِيْمَانِ الصَّلَاةُ فَإِذَا تَرَكَهَا فَقَدْ أَشْرَكَ



“Pemisah Antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat. Apabila dia meninggalkannya, maka dia melakukan kesyirikan.” (HR. Ath Thobariy dengan sanad shohih. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shohih. Lihat Shohih At Targib wa At Tarhib no. 566).



Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ



“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2825. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi). Dalam hadits ini, dikatakan bahwa shalat dalam agama Islam ini adalah seperti penopang (tiang) yang menegakkan kemah. Kemah tersebut bisa roboh (ambruk) dengan patahnya tiangnya. Begitu juga dengan islam, bisa ambruk dengan hilangnya shalat.



Sudah sepatutnya kita menjaga shalat lima waktu. Barangsiapa yang selalu menjaganya, berarti telah menjaga agamanya. Barangsiapa yang sering menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi.



Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan, “Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan shalat.”



Imam Ahmad –rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang serupa, “Setiap orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu.” (Lihat Ash Sholah, hal. 12)



Oleh karena itu, seseorang bukanlah hanya meyakini (membenarkan) bahwa shalat lima waktu itu wajib. Namun haruslah disertai dengan melaksanakannya (inqiyad). Karena iman bukanlah hanya dengan tashdiq (membenarkan), namun harus pula disertai dengan inqiyad (melaksanakannya dengan anggota badan).



Ibnul Qoyyim mengatakan, “Iman adalah dengan membenarkan (tashdiq). Namun bukan hanya sekedar membenarkan (meyakini) saja, tanpa melaksanakannya (inqiyad). Kalau iman hanyalah membenarkan (tashdiq) saja, tentu iblis, Fir’aun dan kaumnya, kaum sholeh, dan orang Yahudi yang membenarkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah (mereka meyakini hal ini sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka), tentu mereka semua akan disebut orang yang beriman (mu’min-mushoddiq).”



Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Semoga kita dapat mengingatkan kerabat, saudara dan sahabat kita mengenai bahaya meninggalkan shalat lima waktu. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.



source: berbagai sumber


Agama itu Nasihat; Tentang Solusi terhadap Palestina



Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri kita sendiri dan keburukan amal kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah tak akan ada orang yang sanggup menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan tak akan ada yang sanggup menunjukinya.



Aku bersaksi bahwasannya tiada ilah melainkan Allah semata, tiada serikat bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad saw adalah hamba dan utusan-Nya.



Amma ba’du



Topik pembicaraan kita saat ini berkenaan dengan bumi yang penuh dengan berkah dan tanah yang penuh dengan kebaikan (Palestina). Sebagaimana yang telah kita saksikan terjadi peristiwa gawat yang mengancam di Gaza akhir-akhir ini. Bahwa Yahudi dan kroni-kroninya tidak akan memberikan sikap respek kepada mereka, melainkan akan bersikap cuek. Maka mereka melakukan blokade yang sangat dzalim, yang dari hari ke hari semakin memprihatinkan. Itulah nasib negeri yang kemuliaannya disebutkan oleh Allah di dalam firmanNya



Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (al-Isra’:1)



Allah telah menjadikan usaha serius untuk melakukan lawatan ke masjid Aqsha sebagai bentuk ibadah, sebagaimana sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam



Janganlah memaksakan perjalanan kecuali ke tiga masjid, masjid al-Haram, masjid ar-rasul, dan masjid al-Aqsha.



Selain itu Allah memuliakan penduduknya dengan jihad fi sabilillah, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam;



Akan ada sekelompok orang di antara umatku yang senantiasa membela kebenaran, akan mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang menyelisihinya tidak akan membahayakannya melainkah hanya menimpakan cobaan hingga datangnya ketentuan Allah, dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu. Mereka (para shahabat) bertanya; Wahai Rasulullah, di manakah mereka? Rasulullah menjawab; Di Baitul maqdis, dan di sekitar Baitul Maqdis (HR Ahmad)



Karena kita percaya bahwa kisaran persengketaan antara umat berkaitan dengan kemuliaan dan kesuciannya, dan itu pula yang menjadi tujuan musuh-musuh agama ini, Yahudi dan antek-anteknya melakukan makar, baik dengan cara mengadakan pendudukan langsung sebagaimana yang dilakukan di al-Quds, atau dengan sekedar menjadi otaknya saja sebagaimana yang dilakukan terhadap dua wilayah al-haram (Makkah dan Madinah).



Sebab Yahudi adalah pangkal dan sumber kerusakan. Dan hakekat peperangan melawan mereka berkisar pada masalah al-Quds, dan pergumulan dengan mereka akan terus berlangsung hingga batu dan pepohonan akan ikut berperang bersama kita. Maka kemenangan dalam peperangan itu akan diberikan kepada Islam dan pengikut-pengikutnya



Topik pembicaraan kita saat ini, tentang pandangan kami terhadap peperangan dengan Yahudi di bumi kebangkitan dan perkumpulan



Sebelum itu, ada baiknya kita memastikan kepada beberapa fenomena yang kita yakini, dan hal ini harus kita ketahui bersama sebelum kita melanjutkan pembicaraan tentang solusi.



Pertama; Sesungguhnya problematika al-Aqsha adalah problematika ummat islam, yang harus diselesaikan oleh setiap orang muslim. Problem ini tidak bisa dibatasi hanya sebagai problem nasionalisme yang amat buruk atau patriotisme yang sangat keji. Bagaimanapun para penjual al-Aqsha berusaha untuk membungkam suara yang menghendaki kebenaran dan mengajak kepada kebenaran, tetapi setiap muslim tetap merasa bertanggung jawab untuk mebebaskan Palestina, sebagaimana muslim Palestina merasa bertanggung jawab untuk membebaskan Iraq, Chechnya dan Negara-negara Islam lainnya.



Allah berfirman



Sesungguhnya ummat kalian ini adalah umat yang satu, dan AKU adalah Rabb kalian, maka sembahlah Aku (al-Anbiya’:112)



Inilah hakekat kenyataan, dan al-hamdulillah hakekat ini telah tertanam kuat di hati ummat Islam pada umumnya, dan penduduk wilayah al-Quds khususnya. Pernyataan seorang tua penduduk al-Quds yang telah berlalu lebih dari seratus tahun telah membuatku dan orang-orang yang ada di sekitarku menangis, ketika itu ada seorang Yahudi memintanya untuk menjual rumahnya, dan dia menawarnya harga rumah dengan mengatakan, ini ada cek silakan tulis semaumu, berapapun jumlahnya akan kami tanda tangani. Orang tua itu menjawab pernyataan Yahudi, “Akan aku berikan kepadamu rumahku dengan syarat, Anda bisa meminta tanda tangan setiap muslim di seluruh penjuru dunia, meskipun usianya baru dua bulan, semuanya harus menyepakati penjualan rumahku. Jika mereka semua sepakat ntuk menual rumah mereka, rumah itu akan ku berikan kalian kepada kalian cuma-cuma, dan aku serahkan urusanku kepada Allah”.



Kedua; Sesungguhnya Negara Israel dibangun atas dasar keagamaan, maka Negara itu adalah Negara Keagamaan. Jadi telah berdustalah orang yang mengatakan bahwa Negara itu adalah Negara sekular, atau Negara sekuler yang diperalat oleh agama. Sesungguhnya Negara itu adalah bibit penyakit yang berbahaya, yang tumbuh di dalam tubuh ummat, maka harus dicabut meskipun harus mengorbankan ribuan perjanjian damai.



Ketiga; bagi kami tidak ada bedanya antara Yahudi dan Zionisme. Membatasi pergumulan hanya dengan Zionisme adalah pemilahan yang keji. Sifat yahudi yang disebutkan di dalam kitabullah akan tetap berlaku sepanjang sejarah, terus menerus diwarisi dari generasi ke generasi. Firman Allah



Setiap kali mereka menyalakan api untuk peperangan, Allah memadamkannya, dan mereka di muka bumi selalu membuat kerusakan, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan (al-Maidah:120)



Keempat; sesungguhnya para pemimpin Nasionalis Arab, dengan revolusi mereka yang gagal, justru mengokohkan berdirinya Negara Israel. Hal itu tampak dari kesediaan mereka bergabung dengan pasukan Inggris, dan masuknya mereka ke wilayah al-Quds sebagai penakluk. Mereka melenyapkan umat Islam dan membagi-baginya di dalam perjanjian Sykes_Pico, sebuah pertemuan raja-raja yang lemah di Yordania, Iraq, Syam dan Jazirah.



Kelima; Sesungguhnya oraganisasi-organisasi di Palestina telah mengalami campur aduk dan sangat mengherankan, antara Ba’tsisme, Sekularisme, dan Komunisme, dan lain-lainnya. Selama beberapa tahun ini mereka telah berjanji untuk membebaskan al-Aqsha. Justru mereka inilah yang menyebabkan tumbulnya bencana dan menjadi sumber persoalan. Jika saja ada sedikit hal yang bisa mereka realisasikan, setelah beberapa tahun melalui kedustaan yang panjang, Allah membongkar kejahatan dan aib mereka, dan jelaslah bagi setiap muslim bahwa sesungguhnya mereka adalah pedagang-pedagang isu Palestina yang rugi.



Keenam: Semua kelompok bersenjata yang berafiliasi pada jama’ah ikhwanul Muslimin, khususnya di medan ini, dengan pimpinannya adalah HAMAS, kecuali mereka yang ikhlas di antara anggota al-Qassam, sesungguhnya mereka telah mengkhianati agama dan ummat ini. Mereka mengingkari darah syuhada’. Rantai pengkhianatan para pemimpin politik mereka terus berjalan. Dan sejak beberapa tahun seluruh anak negeri Plestina ini mengetahui kisah blokade materi yang sangat kejam dan dzalim, yang dilakukan oleh kepemimpinan itu terhadap Brigade al-Qassam dalam masa yang cukup panjang. Blokade itu dilakukan sejak intifadlah kedua, untuk menekan anggota al-Qassam yang tetap ikhlas agar mengikuti keputusan politik yang sial. Maka hasilnya adalah pembunuhan dan penyerahan kaum bersenjata yang ikhlas kepada Yahudi dan antek-anteknya, yaitu pemimpin pengkhianat.



Dan sekilas pengkhianatan kepemimpinan HAMAS nampak dalam beberapa point berikut;



1. Keikutsertaan mereka ke dalam proses politik yang berada di bawah Undang-undang sekuler buatan manusia dan berpijak pada kesepakatan Oslo yang berisi kesepakatan untuk mengosongkan sekitar ¾ wilayah Palestina.



2. Pengakuan secara diam-diam terhadap Negara Israel dengan mengakui pembentukan Negara yang dibangun berdasarkan kesepakatan Oslo, serta pengakuan mereka atas sahnya presiden mereka yang sekuler, murtad dan menjadi agen Yahudi.



3. Pernyataan mereka untuk menghormati keputusan internasional yang berasal dari PBB. Hanya mengakui PBB saja merupakan bentuk pengakuan terhadap perundang-undangan buatan manusia dan juga pengakuan terhadap Negara Israel yang menjadi anggota lembaga dunia itu.



4. Keikutsertaan mereka dalam aliansi yang mengherankan dengan rejim murtad, khususnya di Mesir dan Syiria. Kedua Negara itu yang mengingkari darah saudara-saudara mereka dalam pembantaian Hamah.. (Khalid) Misy’al telah menyebut kejahatan sang pembunuh Hafidz al-Asad karena telah puluhan kali membantai muslim yang ikhlas, yang memelihara ummat bangsa Arab dan membela hak-hak bangsa Palestina.



Apakah, (Khalid) Misy’al dan yang lainnya tidak mengetahui bahwa tentara an-Nushairi Syiria adalah racun bagi kaum muslimin ahlus sunnah di Libanon, khususnya bangsa Palestina di berbagai Kamp pengungsian. Yitsaq Rabin, bekas Perdana Menteri Israel, tentang interfensi Syiria ke Libanon, ia mengatakan, “Sesunguhnya Israel tidak menemukan alasan untuk menolak tentara Syiria untuk malakukan penetrasi ke Libanon. Tentara ini akan menyerang orang-orang Palestina, dan jika kami hentikan atau kami halangi, kami bisa membantu orang-orang Palestina.



Dan bersekutu dengan Rafidlah Nushairiyyah di Syiria dengan pengakuan untuk membebaskan Palestina adalah pengkhianatan besar. Sesungguhnya Shalahuddin tidak memasuki wilayah Palestina dan menaklukkannya sebelum mengambil tindakan untuk menghancurkan Negara kaum Rafidlah al-Ubaidiyyah di Mesir dan Syam. Sementara an-Nushairiyyah memiliki aqidah yang lebih buruk dan menyimpan kedengkian yang lebih besar.



Syaikhul Islam rahimahullah berkata; Nushairiyyah adalah kaum kuffar, menurut kesepakatan kaum muslimin. Maka tidak halal memakan hasil sembelihan mereka, menikah dengan wanita mereka, dan mereka tidak ditetapkan untuk membayar jizyah maka mereka itu murtad dari agama Islam, bukan termasuk kaum muslimin, bukan Yahudi dan bukan Nasrani.



5. Mereka menelantarkan mujahidin semuanya, bahkan melakukan kesepakatan secara diam-diam untuk membunuh dan mengusir ahlu tauhid. Dia antara yang menunjukkan hal itu adalah kata mereka di Moskow, “Sesungguhnya masalah Chechnya adalah masalah dalam negeri Rusia”. Juga penjelasan mereka bahwa mereka tidak ada hubungan sama sekali dengan jihad di Iraq, dan tidak akan pernah terlibat dengan mereka”



6. Mereka mengatakan, bahwa mereka tidak akan berusaha mengislamisasikan masyarakat. Karena itu mereka tidak menuntut dilakukannya praktek politik yang sesuai dengan Syari’ah, atau dengan menerapkan hukum syari’ah ketika mereka ada di dalam pemerintahan. Kita lihat, mereka tidak menerapkan hukum syari’ah itu ketika mereka benar-benar menguasai jalur Gaza.



7. Permusuhan mereka yang berlebih-lebihan terhadap Salafiyyah Jihadiyyah, khususnya pada waktu sekarang ini, dan upaya mereka yang serius dan terus menerus untuk menyingkirkan segala proyek yang berpijak pada dasar salafi. Cerita mereka dengan Jaisy al-Islam yang sudah sangat dikenal, dan kisah seorang wartawan Inggris lebih dari cukup dikenal. Telah sampai kepada kami bahwa Jaisy al-Islam dahulu hampir mendapatkan hasil yang menguntungkan dari Inggris, sebelum HAMAS mencampuri masalah ini dan meminta untuk melepaskan seorang jurnalis yang ditawanan.



8. Mereka memutlakkan keharaman darah bangsa Palestina meskipun terhadap mereka yang berasal dari berbagai kelompok zindik yang murtad, termasuk si murtad pengikut Baha’iyyah Mahmud Abbas. Bereka bertindak demikian seolah-olah Allah belum menurunkan ketentuan yang muhkam (jelas) di dalam firmanNya;



Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya (al-Maidah:54)



Adapun soal solusi, adalah sebagai berikut;



Pertama, Harusnya kita ketahui bahwa segala sesuatu yang dibangun oleh kejahiliyahan dan al-bathl selama bertahun-tahun akan menghabiskan waktu untuk merobohkannya. Ditambahkan saja kepada bangunan itu ssuatu bangunan yang kokoh, yang tak goyah oleh terpaan angin. Allah berfirman;



Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Baqarah:256)



Sebagaimana ketika kita berada pada zaman keterasingan, saat itu banyak petunjuk agama yang telah hilang. Sabda Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wasallam



Islam bermula dalam keadaan terasing, dan akan kembali terasing sebagaimana semula. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing



Ketahuilah wahai ahlu kami di Palestina, bahwa solusinya adalah jihad di bawah panji-panji tauhid yang murni, tidak perlu membedakan antara memerangi kaum kulit putih atau kulit hitam, antara kaum kafir yahudi ataupun kaum murtad palestina, tidak perlu membedakan antara Olmert yang penuh dengan dosa ataupu Abbas dan kelompoknya. Bahkan yang terakhir ini perlu diprioritaskan, berdasarkan firman Allah



Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, (at-Taubah:123)



Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. (al-Mumtahanah:4)



Syaikh Hamad bin Atiq rahimahullah berkata, berapa banyak orang yang tidak melakukan tindakan kesyirikan tetapi juga tidak memusuhi pendukungnya. Dengan demikian ia tidak bisa menjadi seorang muslim yang benar, karena meninggalkan agama semua orang Islam. Kemudian Allah subhanahu wata’ala berfirman



kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. (al-Mumtahanah:4)



Kata bada artinya jelas. Maka lihatlah mengapa didahulukan kata permusuhan daripada kata kebencian. Kata yang pertama tentu lebih utama dari kata kedua. Sebab orang muslim akan membenci orang musyrik, tetapi belum tentu memusuhinya. Maka ia belum memenuhi kewajibannya sehingga ia melakukan permusuhan dan kebencian. Dan permusuhan dan kebencian ini semuanya harus tampak jelas. Firman Allah;



Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (al-Maidah:54)



Syaikhul islam Ibnu Taymiyah rahimahullah berkata; Dan Allah subhanahu wata’ala akan memunculkan sebuah kaum yang Dia cintai, dan mereka mencintaiNya, kaum yang berjihad melawan orang-orang yang murtad dari agama atau mengingkari sebgian agamanya, sebagaimana Allah ta’ala memunculkan kaum yang berjihad memerangi kaum rafidlah, yang murtad dari agama dan dari sebagian agamanya sepanjang zaman. Dan Allah subhanahu wata’ala bertanggungjawab untuk menjadikan kami sebagai bagian dari orang-orang yang Dia mencintai mereka dan mereka mencintaiNya, yang berjihad melawan kaum murtad, dan tidak takut pada celaan orang-orang yang suka mencela,



Kelompok lain yang tak kalah pentingnya, untuk menjadi sasaran kekuatan (serangan), khususnya para pimpinan mereka adalah kaum Rafidlah. Beruang ini telah memulai langkahnya masuk kepada ahli kami di Palestina, memanfaatkan orang-orang bodoh dan fakir, dan melindungi sekelompok pengkhianat dan antek-antek Iran yang dinamai dengan perlawanan (muqawamah). Mereka telah melakukan kejahatan yang sama di Iraq. Ketika kota Bashrah telah menjadi Rafidlah yang terpercaya, sehingga hari ini menjadi kota yang didominasi oleh Rafidlah. Kaum pendosa ini memaksakan madzhab mereka kepada sebagain syaikh dan pimpinan kabilah. Itu semua dilakukan di bawah tekanan materi, atau dengan iming-iming tindakan rendah yang disebut dengan nikah mut’ah. Dan dengan berbagai cara lainnya sehingga hal tersebut menyebabkan seluruh suku menjadi pengikut syi’ah, bukan cuma seorang saja yang menjadi Rafidlah. Padahal, masa kekuasaan Rafidlah di sebagaian wilayah Iraq hanya berkisar antara 50 hingga 70 tahun, tidak lebih.



Maka ketahuilah wahai tentara-tentara Allah, bahwa Rafidlah adalah agama yang bukan agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Rafidlah dibangun atas dasar syirik terhadap Allah, baik dengan menuhankan selain Allah atau dengan tawassul, sebagaimana ia dibangun di atas kesenangan yang murah. Dengan itulah ajaran ini tersebar. Rafidlah tidak meninggalkan hal-hal yang kita sucikan melainkan mereka mencela dengan tarikat atau dengan jalan lain. Mereka mencela dzat Allah, mencela al-Qur’an dan juga mencela Rasul…



Seorang Rafidli, Ni’matullah al-Jazairi, mengatakan, Sesungguhnya mereka mengatakan bahwa tuhan mereka adalah yang menjadikan Muhammad sebagai nabinya, dan khalifah setelahnya adalah Abu bakar. Kita tidak mengatakan tuhan yang ini, dan bukan nabi ini, tetapi kita katakan bahwa Tuhan yang memiliki pengganti (Khalifah) nabinya Abu Bakar bukan tuhan kita, juga nabi itu bukan nabi kita.



Di antara hal yang mendukung ahli kami melakukan jihad mereka melawan serangan Yahudi, Majusi dan antek-anteknya adalah;



Pertama; Ahli ilmu dan ahli hikmah dari kalangan pengikut manhaj Salafi ini berusaha untuk mengatur segala daya upaya mereka dan membentuk jama’ah salafiyyah, baik secara manhaj maupun aqidah, dan meletakkan di atas pundaknya persiapan untuk mengarahkan perjalanan, mengarahkan intifadlah jihadiyah yang telah menyala di dalam jiwa para pemuda al-Aqsha, agar tumbuh lebih matang. Sehingga mereka akan menjadikan titik tolak dari pemuda-pemuda tauhid dan masjid, dengan tetap memperhatikan hubungan aktif dengan para ulama’ dan syaikh-syaikh masjid serta pimpinan-pimpinan social, dan mendidik anak-anak (yang berjuang dengan) batu berada di atas tujuan jihad yang tinggi.



Yang terpenting, adalah menjadikan kalimat Allah tinggi, membersihkan jiwa mereka dari pemikiran nasionalisme kotor yang telah menyebabkan kemunduran peradaban ummat beberapa tahun, dan juga menjadikan kaum murtad Palestina memiliki hak diharamkan darahnya. Pemikiran nasionalisme ini pula yang membuat mereka menutup mata terhadap darah mujahidin Chechnya, dan menganggapnya sebagi persoalan dalam negeri orang lain.



Kedua- Anggota Brigade al-Qassam yang ikhlas harus mengumumkan pemisahan mereka dari gerakan HAMAS, dan mengumumkan keterpisahan mereka dari kepemiminan politiknya yang telah rusak dan menyimpang.



Kami tahu bahwa banyak pemuda-pemuda di dalam tubuh al-Qassam, dan juga beberapa tokoh dan pemimpinnya, mereka merasa sesak melihat penyimpangan yang dilakukan oleh para pemimpin politik mereka. Andaikata tidak kami temukan penyimpangan yang sangat jauh dari syari’ah rabbul ‘alamin (aturan Tuhan pencipta alam) niscaya kami tidak menyerukan kepada para pemuda al-Qassam yang ikhlas untuk membangkang terhadap pemimpin politik mereka.



Kami adalah kaum yang senantiasa menyerukan untuk bersatu dan berpegang teguh pada persatuan, dan sebagaimana kita ketahui bahwa kami akan selalu membuka pintu selebar-lebarnya untuk menerima kritik, khususnya dari beberapa lembaga informasi yang berafiliasi dan tunduk kepada jama’ah tersebut. Tetapi ridla Allah lebih aku utamakan, dan tujuan kami adalah untuk mengishlah kepada hal lebih bermanfaat. Maka kepada ahlul ilmi dan hikmah di antara mereka, kami serukan, hendalah mereka mengusahakan hal tersebut sesuai dengan gerakan da’wah yang gigih, di tengah-tengah para pemuda al-Qassam. Hendaklah mereka menjamin ketiadaan seorang pun di antara mereka yang tertinggal, dengan memanfaatkan kerahasiaan dan pengalaman.



Mereka harus mengumpulkan segala kekuatan mereka sebisa mungkin untuk mendukung jihad, baik berupa orang maupun peralatanyang sesuai dengan kaidah syar’i untuk meraih hal tersebut. Nasihat dan da’wah untuk itu, baik secara rahasia maupun terbuka, tidak akan menuai hasil yang signifikan dengan kepemimpinan yang menyimpang seperti itu,. Kenapa tidak? Sesungguhnya saudara-saudara mereka yang ada di HAMAS Iraq, al-Hizb al-Islami, dan al-Jaisy al-Islami, mereka hari ini berperang beriring-iringan dengan pembawa salib melawan Ahlu Tauhid. Bagi yang tidak percaya hal ini, ia bisa melihat Baghdad chanel, dan memperhatikan pembicaraan Thariq al-Hasyimi, Abu Azzam at-Tamimi, wakil pinmpinan al-Jaisy al-Islami. Mereka itu, orang-orang yang terjatuh di pangkuan Majusi Iran dan Nushairiyah Syiria, dan merasa bangga karena memiliki hubungan dekat dengan Umar Sulaiman, Kepala Inteligen Mesir, yang telah merusak kehormatan ribuan wanita di penjara mesir. Dan perjalanan mereka memiliki tujuan tertentu.



Adapun tentang peranan umat untuk memback up pembebasan al-Aqsha, ini bisa dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah sebagai berikut;



Pertama; Membuka front baru untuk melemahkan tekanan Yahudi-Amerika terhadap ahli kita di palestina, dengan tetap memperhatikan kelangsungan dan penguatan posisi di front yang ada. Front tersebut harus merupakan perang terbuka melawan cowboy Amerika sebagaimana di Iraq dan Afghanistan. Dan di sini kami kemukakan penghormatan kami kepada para pahlawan Nahr al-Barid yang membanggakan, baik dari golongan Muhajirin maupun Anshar. Mereka telah menorehkan darah mereka dan keteguhan mereka di atas kebenaran (al-haq), dan kerasnya perlawanan mereka terhadap musuh, untuk mengukir kisah perjuangan Islam di negara Syam. Mereka telah membuktikan bahwa kelompok kecil pembawa tauhid sanggup membuat luka tubuh orang-orang kafir yang tak tersembuhkan. Sesungguhnya saya yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan buah dari darah ini, dan dengan izin Allah, aktifitas jihad di bumi Syam, khususnya melawan Yahudi , akan menjadi tiga front, Yordania, Syiria dan Libanon.



Dan kami berikan ucapan selamat kepada ummat yang telah berhasil menghancurkan pasukan salib, dipimpin seorang pahlawan di bumi Syam, yakni Syakir al-Abssi, semoga Allah menjadikannya sebagai imam jihad di negara itu. Apa yang kami dengar tidak lain adalah kebaikan. Maka dia adalah pemikul manhaj, memiliki keinginan yang kuat dan kebenaran, saya memohon kepada Allah agar terjadi penaklukan melalui tangannya.



Kedua; Umat hendaknya bisa menghancurkan tembok yang memalukan, yang telah memblokade saudara-saudara kita di Palestina. Dengan jalan itu orang-orang Palestina bisa melakukan revolusi di Yordania untuk menghancurkan tembok pembatas dengan Dlaffa Barat. Penduduk Mesir hendaklah melakukan revolusi, khususnya keturunan Syam, dengan meruntuhkan tembok yang membatasi mereka dengan saudara-saudara mereka di Gaza. Perlu diketahui bahwa wilayah Mesir dimulai dari kota Arisy. Al-Maqrizi mengatakan, “al-Arisy adalah kota yang terletak di antara bumi Palestina dan wilayah Mesir. Dan malu adalah senjata bagi Penduduk Palestina, di Syiria dan Libanon, untuk berhenti dari upaya melepaskan blokade terhadap saudara-saudara mereka. Jangan sampai kurang dari membuka lobang kecil yang tersembunyi untuk membantu saudara-saudara kita, baik berupa persenjataan, bahan makan, maupun peralatan lain. Jika pemerintah murtad di negeri tersebut melakukan pengkhianatan, maka tidak mungkin bagi sebuah bangsa muslim untuk diam, atau bahkan ikut serta melakukan kejahatan.



Ketiga; Para penduduk harus memecahkan blokade bahan pokok terhadap ahli kami. Dan kami sarankan agar setiap muslim menyimpan dua dollar setiap bulan dari hasil usahanya, separuh di antaranya untuk diserahkan kepada ahli kami di Palestina, dan setengah yang lain diinfaqkan untuk setiap front. Orang-orang yang memiliki kelebihan harta hendaklah bekerja di organisasi-organisasi rahasia yang tersebar di setiap jalan dan kawasan terbatas untuk mengumpulkan harta ini, baik dalam bentuk uang atau yang materi lainnya lalu ia menjaganya dan mengembangkannya pada waktu yang tepat, dan menyampaikannya kepada orang-orang yang berhak, melalui anak-anak ummat ini yang ikhlas, khususnya para ulama’. Dan kami menyarankan agar aktifis masjid membentuk organisasi mandiri dan saya ingatkan agar tidak melakukan ekspansi dan aku nasihatkan untuk tetap menjaga kerahasiaan, dan kita harus mulai dengan multazimin (aktifis yang komit pada Islam)



Keempat, hendaklah ahlul ilmi menghancurkan penghalang ketakutan dan di antara mereka hendaklah ada yang menjadi, seperti yang dikatakan oleh orang, ulama’ martyr (syahid). Hal itu untuk menjelaskan bahayanya organisasi murtad terhadap dunia maupun agama. Dan juga untuk mendukung mujahidin dengan opini dan fatwa, dan memperingatkan dari terus menerusnya dokongan terhdap organisasi sekuler.



Kelima; Mendukung mujahidin dengan informasi yang benar dan propaganda, untuk mempublikasikan berbagai kebaikan yang telah dilakukan dan sekaligus untuk meminta maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang telah dilakukan, selama bukan kesalahan yang merusak akidah tauhid. Maka media ini bisa memberikan saran dan nsihat secara rahasia maupun terbuka.



Adapun tentang peranan Negara Islam di bumi dua sungai untuk membebaskan Palestina, maka kami berharap kepada Allah, dan juga memohon kepadaNya agar bisa seperti negara yang dipimpin oleh Nuruddin asy-Syahid. Negara itu merupakan batu loncatan untuk mengembalikan ke al-Aqsha kepada pangkuan ummat Islam. Kemudian muridnya, Shalahuddin sang Penakluk berhasil memasuki Palestina di dalam perang Hitthin, sebagaimana al-Faruq Umar bin Khaththab berhasil melakukan hal itu. Maka sesungguhnya kami pun berdo’a kepada Allah, dan bercita-cita untuk menjadikan Negara Islam Iraq sebagai batu loncatan untuk mengembalikan Palestina ke pangkuan ummat Islam. Yahudi dan Amerika sudah memahami keinginan ini, maka mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi kami untuk mencapai tujuan tersebut dengan berbagai macam cara. Serangan yang sengit di al-Anbar, dan kerja yang berlebih keras lagi telah dilakukan di sana, karena mereka mengetahui bahwa mujahidin dapat melepaskan tembakan roket ke wilayah Israel dari beberapa daerah dengan roket-roket jarak sedang, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Saddam, sebagai bentuk talbis terhadap umma. Mereka mengetahui bahwa sebagian roket ini masih ada, dan mereka pun bisa meproduksinya dengan mudah.



Alangkah besarnya kejahatan pembentukan organisasi al-Ikhwan di bumi dua sungai, khususnya Hamas Iraq, al-Hizb al-Islami, dan al-Jaisy al-Islami. Mereka membuat organisasi murtad, dan aksi-aksi mereka menumbuhkan berbagai prasangka, untuk mengusir kami dari al-Anbar, mengadakan perjanjian langsung dengan Amerika. Hal itu untuk mencegah kami untuk membantu kalian, meskipun dari jarak jauh. Tetapi berbahagialah dan bersoraklah, sesungguhnya masa depan kami akan lebih baik, dengan pertolongan Allah. Tidak akan ada yang bisa enghalangi kami dari kebenaran rintangan yang rendah dan juga aktifitas kaum pengkhianat.



Dan sesungguhnya kami, dengan segala keterbatasan, telah siap untuk membantu perjuangan kalian, dengan apapun yang kami miliki, meskipun hanya sedikit materi. Kami siap untuk ikut serta melatih kader-kader kalian, dimulai dari pembuatan bom dan diakhiri dengan pembuatan roket.



Dan sebelum itu kami selalu mengobarkan semangat di hati anak-anak kami, dan juga kaum wanita kami, agar tidak melupakan kalian untuk ikut melepaskan tembakan, dengan do’a bi dhahril ghaib (do’a di luar pengetahuan kalian).



Terakhir, kami mengakui banyaknya kekurangan kami, dan kami memohon ampunan dan taufiq kepada Allah.



Dan Allah maha kuasa atas segala urusanNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.






Next Prev Home
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Day_Fafa