Bismillahirohmanirohim., Segala puji bagi ALLAH Swt., Alhamdulillahilladzi liyadzadu iimaanan maa 'aimaanihim., Sholawat dan salam semoga tercurah selalu bagi Rasulullah Muhammad Saw panutan kita semua yang membangunkan dan menuntun hati nurani kita menjadi cahaya bagi segala perbuatan mulia..
Assalamualaikum.wr.wb., Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi tentang Apa Itu Islam..? atau Islam Itu Apa..?., Mungkin sebagian dari kita sudah mengetahui Apa Itu Islam tapi tiada salahnya jika saya ingin berbagi karena saya ingat pesan Rasulullah "Sampaikanlah Walaupun Itu Hanya Satu Ayat" dan jika saya ada kesalahan dalam perkataan mohon dikoreksi dan di benarkan., karena segala yang yang benar itu datangnya hanya dari ALLAH Swt., saya hanyalah Manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan..
- Islam:
Islam sebagai sebuah nama dari nama agama tidak diberikan oleh para pemeluknya melainkan kata “Islam” pada kenyataannya dicantumkan dalam Quran, yaitu:
1. “Wa radhitu lakum al-Islama dinan” artinya “Dan Allah mengakui bagimu Islam sebagai Agama”.[1]
2. “Inna’ ddina inda ilahi al Islam” artinya “Sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam”.[2]
Berdasarkan 2 (dua) surah tersebut maka jelaslah bahwa nama Islam diberikan oleh Allah sebagai sebuah nama agama dan bukan nama hasil ciptaan manusia yang memeluk agama tersebut. Penyebutan Islam dengan Muhammadanisme, Mohammedan Law, Muhammadaansch Recht atau sejenisnya tidak tepat dan dapat membawa kekeliruan arti, karena islam ialah wahyu dari Allah bukan ciptaan Muhammad.[3]
- Ada beberapa pengertian Islam, yaitu:
1.Islam berarti kepatuhan atau penyerahan diri.
2.Islam berarti kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan diri dan kepatuhan.
3.Islam dalam bahasa Arab ialah sebagai kata benda jenis masdhar yaitu berasal dari kata kerja.
Kata kerja asalnya ialah:[4]
a. Aslama yang berarti berserah diri kepada Allah artinya manusia dalam berhadapan dengan Tuhannya mengakui akan kelemahannya dan mengakui kemutlakan kekuasaan Tuhan. Bagaimanapun tingginya kemampuan manusia yang berujud menghasilkan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta kebudayaan tetapi kalau dibandingkan dengan kekuasaan Tuhan tidak ada artinya.
b. Salima berarti menyelamatkan, menentramkan, mengamankan yaitu menyelamatkan, menentramkan dan mngamankan orang lain baik dari kata-kata maupun perbuatannya.
c. Salama yang berarti menyelamatkan, menentramkan dan mengamankan diri sendiri.
- Menurut Prof. Muhammad Adnan, arti kata Islam ialah:
a. Islam jika diambil dari urutan asal kata SALIMA, artinya selamat.
b. Islam jika diambil dari urutan asal kata SALI, artinya damai, rukun, bersatu.
c. Islam jika diambil dari urutan asal kata ISTASLAMA, artinya tunduk, dan taat kepada perintah Allah dengan memakai dasar petunjuk-petunjuk serta bimbingan ajaran Rasul Muhammad SAW.
d. Islam jika diambil dari urutan asal kata ISTLASAMA, artinya tulus dan ikhlas.
e. Islam jika diambil dari urutan asal kata SULLAMI, artinya tangga untuk mencapai keluhuran derajat lahir dan batin.
- Dari pengertian Islam tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan adanya 3 aspek, yaitu:
1.Aspek vertikal
Aspek vertikal mengatur antara makhluk dengan kholiknya (manusia dengan Tuhannya). Dalam hal ini manusia bersikap berserah diri pada Allah.
2.Aspek horisontal
Aspek horisontak mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Islam menghendaki agar manusia yang satu menyelamatkan, menentramkan dan mengamankan manusia yang lain.
3.Aspek batiniah
Aspek batiniah mengatur ke dalam orang itu sendiri, yaitu supaya dapat menimbulkan kedamaian, ketenangan batin maupun kematapan rohani dan mental.
Hukum-hukum Tuhan di dunia Barat disebut dengan istilah natural law atau hukum alam.[5]
Di dalam ajaran Islam apa yang disebut dengan natural law di dunia barat itu dinamakan sunnatullah. Sunnatulah adalah ketentuan atau hukum-hukum Allah yang berlaku untuk alam semesta.
Di dalam Islam tidak mengenal konsep sekuler. Islam mengajarkan suatu jalan hidup yang menyeluruh, yang tidak mengecualikan apa pun juga.[6]
Sekularisme merupakan nama dari suatu sistem etika dan filsafat yang bertujuan untuk memberi interpretasi atau pengaturan terhadap kehidupan manusia tanpa kepercayaan kepada Tuhan, tidak mempercayai kitab-kitab suci dan tidak percaya pada haris akhir atau kiamat.[7]
Sekularisasi ialah proses pembebasan manusia, pertama dari agama dan kedua dari metafisika yaitu ilmu yang mempelajari berbagai masalah fundamental tentang pengetahuan dan kenyataan, diantaranya adalah masalah eksistensi sesuatu yang disebut ketuhanan.[8]
Ini berarti bahwa sekulerisme ialah faham atau aliran dalam filsafat yang secara sadar menolak peranan Tuhan dan wahyu atau agama dalam mengatur hidup dan kehidupan manusia dan memusatkan perhatian semata-mata pada masalah dunia.[9]
- Bentuk sekulerisasi sekarang ada dua, yaitu:
a. Secara formal masih tetap mengakui adanya Tuhan, tetapi Hukum-hukum Tuhan atau moral yang berasal dari agama tidak boleh dipergunakan untuk mengatur hidup dan kehidupan manusia dan masyarakat. Yang dipergunakan untuk mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat hanyalah akal manusia.
b. Faham yang mengingkari adanya Tuhan. Kalau Tuhan tidak diakui ajaran-Nya pun tidak boleh sama sekali mengatur hidup dan kehidupan manusia.
Seorang orientalis terkemuka Cristian Snouk Hurgronje mengatakan “Islam is a religion of law in the full meaning of the word” (Islam adalah agama hukum dalam arti kata yang sebenarnya). Ini berarti bahwa:
1.Selain dari agama islam mengandung norma-norma hukum baik kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah maupun kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam kehidupan masyarakat yang memerlukan bantuan penyelenggara negara untuk dapat dilaksanakan oleh pemeluk agama Islam dengan sempurna.
2.Agama Islam dengan Hukum Islam tidak dapat dipisahkan Posisi Hukum islam sebagai bagian dari agama adalah digunakan sebagai sumber hukum atau hukum yang dicita-citakan (ius constituendum) yang kemudian diaplikasikan dalam masyarakat.[10]
[1] Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Al Ma-idah ayat 3:
حُرِّمَتْعَلَيْكُمُالْمَيْتَةُوَالْدَّمُوَلَحْمُالْخِنْزِيرِوَمَا أُهِلَّلِغَيْرِاللّهِ بِهِوَالْمُنْخَنِقَةُوَالْمَوْقُوذَةُوَالْمُتَرَدِّيَةُوَالنَّطِيحَةُوَمَاأَكَلَالسَّبُعُ إِلاَّمَاذَكَّيْتُمْوَمَاذُبِحَعَلَى النُّصُبِوَأَنتَسْتَقْسِمُواْبِالأَزْلاَمِذَلِكُمْفِسْقٌالْيَوْمَيَئِسَالَّذِينَكَفَرُواْمِندِينِكُمْفَلاَتَخْشَوْهُمْوَاخْشَوْنِالْيَوْمَأَكْمَلْتُلَكُمْدِينَكُمْوَأَتْمَمْتُعَلَيْكُمْنِعْمَتِيوَرَضِيتُلَكُمُ الإِسْلاَمَدِينًافَمَنِاضْطُرَّفِي مَخْمَصَةٍغَيْرَمُتَجَانِفٍلِّإِثْمٍ فَإِنَّاللّهَغَفُورٌرَّحِيمٌ
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekek, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 5:3)
[2] Allah Ta'ala juga berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 19 dan 85:
إِنَّالدِّينَعِندَاللّهِالإِسْلاَمُوَمَااخْتَلَفَالَّذِينَأُوْتُواْالْكِتَابَإِلاَّ مِنبَعْدِ مَاجَاءهُمُ الْعِلْمُبَغْيًابَيْنَهُمْوَمَنيَكْفُرْبِآيَاتِاللّهِفَإِنَّاللّهِسَرِيعُالْحِسَابِ
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.(QS. 3:19)
وَمَنيَبْتَغِغَيْرَالإِسْلاَمِدِينًافَلَنيُقْبَلَمِنْهُوَهُوَ فِيالآخِرَةِمِنَالْخَاسِرِينَ
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. 3:85)
[3] Allah Ta'ala juga berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 208:
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواْادْخُلُواْفِيالسِّلْمِكَآفَّةًوَلاَتَتَّبِعُواْخُطُوَاتِالشَّيْطَانِإِنَّهُ لَكُمْعَدُوٌّمُّبِينٌ
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu."(QS. 2:208)
Dalam hal ini, Ibn Manzhur menyatakan, bahwa maksudnya adalah masuklah ke dalam
Islam dengan seluruh syariatnya. Lebih jauh, Syaltut mengatakan, bahwa Islam menuntut diintegrasikannya syariat dengan akidah; masing-masing tidak bisa dipisahkan.
Akidah adalah dasar yang memancarkan syariat, sementara syariat merupakan wujud fisik yang lahir dari akidah. Dengan kata lain, akidah adalah fondasi, sedangkan syariat adalah bangunan yang berdiri di atasnya.
Karena itu, akidah tanpa syariat bagaikan fondasi tanpa wujud bangunan, sehingga abstrak dan sulit diukur. Sebaliknya, bangunan tanpa fondasi juga tidak mungkin, karena ia akan runtuh.
Karena itu pula, para ulama menyatakan, bahwa keimanan adalah aspek batiniah, sedangkan syariat adalah aspek lahiriah.
Sementara itu, secara syar‘î, akidah adalah keimanan yang bulat yang sesuai dengan realitas (yang diimani) dan bersumber dari dalil yang berkaitan dengan Allah, malaikat, kitab, rasul, Hari Kiamat serta qadhâ’ dan qadar yang baik dan buruknya berasal dari Allah Swt. Sebaliknya, syariat adalah sistem yang disyariatkan oleh Allah atau sistem yang dasar-dasarnya disyariatkan oleh Allah agar digunakan oleh manusia untuk mengatur hubungan dirinya dengan Tuhan, diri, dan sesamanya.
Dengan demikian, Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun persoalan yang belum dipecahkan oleh Islam sehingga masih kabur atau tidak jelas status hukumnya. Nabi saw. Bersabda:
«قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلاَّ هَالِكٌ»
Aku telah meninggalkan kalian dalam keadaan yang terang-benderang, malamnya bagaikan siang harinya; setelahku tidak akan ada yang tersesat kecuali orang yang celaka. (HR Ahmad dari Irbadh bin Sariyyah)
InsyaALLAH dengan Niat yang bersungguh-sungguh dalam Menuntut Ilmu dan hanya mengharapkan Keridhoannya kita bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan bijaksana dari sebelumnya dan semakin bertambah Ilmu Agama kita., Semoga ALLAH Swt senantiasa membimbing kita dalam Menuntut Ilmu Agama sebab tanpa bimbingan ALLAH Swt., manusia amatlah terbatas dalam segalanya dan tak mampu berbuat apa pun tanpa izin-Nya..
0 komentar:
Posting Komentar