Like About Islam

Selasa, 24 Mei 2011

Orang Barat Percaya Adanya Khilafah dan Mereka Percaya Khilafah Akan Tegak., Lalu Bagaimana Dengan Orang Islam Sendiri ??

1. Lord Curzon, Menteri Luar Negeri Inggris, 1924

Lord Curzon, who was the British Foreign Secretary back in 1924. After the termination of Khilafat, the secretary expressed his views, in the following words: "The point at issue is that Turkey has been destroyed and shall never rise again, because we have destroyed her spiritual power: the Caliphate and Islam."


Lord Curzon, Menteri Luar Negeri Inggris pada tahun 1924, menyatakan pada tahun 1924, tahun keruntuhan Khilafah dengan kata-kata berikut: "Inti permasalahannya adalah bahwa Turki telah dihancurkan dan tidak akan bangkit kembali, karena kita telah menghancurkan jantung kekuatan spiritualnya: Khilafah dan Islam."



2. Majalah The Economist Edisi Tahun 1996


In the Economist Magazine issue of 1996, it was predicted, that in the 21st century, their will be two emerging economies, One will be that of China , and the other will be Caliphate.


Majalah the Economist edisi tahun 1996 meramalkan bahwa pada abad ke 21, akan ada dua kekuatan ekonomi raksasa yang muncul. Yang pertama adalah China dan dan yang satunya lagi adalah Kekhalifahan.


3. Henry Kissinger, Asisten Presiden AS untuk urusan Keamanan Nasional 1969-1975, di bulan November 2004 di Koran Hindustan Times.


He said: "…what we call terrorism in the United States , but which is really the uprising of radical Islam against the secular world, and against the democratic world, on behalf of re-establishing a sort of Caliphate."


Dia mengatakan: "…apa yang dinamakan terorisme di Amerika, tapi sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia secular, dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian kembali semacam Kekhalifahan."



4. the National Intelligence Council (NIC), Desember 2004.


A report by of the CIA predicted that by 2020 a "New Caliphate" would have been established. This 123-page report titled "Mapping the Global Future" was aimed to prepare the next Bush administration for future challenges, and was presented to US President, members of Congress, cabinet members and key officials involved in policymaking.


Sebuah laporan dari CIA memprediksi bahwa menjelang tahun 2020 sebuah "Kekhalifahan Baru" akan didirikan. Laporan setebal 123-halaman itu bertajuk "Pemetaan Masa Depan Global" dimaksudkan untuk mempersiapkan pemerintahan Bush untuk tantangan-tantangan masa depan, dan dipresentasikan kepada Presiden Amerika, para anggota Konggres, Kabinet dan para pejabat penting yang membuat keputusan.



5. Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles Clarke, 5 Oktober 2005

On 5th October, 2005, British Home Secretary, Charles Clarke delivered a speech on Counter Terrorism at The Heritage Foundation (a neoconservative think tank, Washington DC ), in which he stated: "What drives these people on is ideas. And unlike the liberation movements of the post World War II era in many parts of the world, these are not in pursuit of political ideas like national independence from colonial rule, or equality for all citizens without regard for race or creed, or freedom of expression without totalitarian repression. Such ambitions are, at least in principle, negotiable and in many cases have actually been negotiated. However there can be no negotiation about the re-creation of the Caliphate; \there can be no negotiation about the imposition of Shariah law; there can be no negotiation about the suppression of equality between the sexes; there can be no negotiation about the ending of free speech. These values are fundamental to our civilization and are simply not up for negotiation."


Pada tanggal 5 Oktober 2005, Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles Clarke menyampaikan pidato tentang Perang Melawan Terorisme di The Heritage Foundation (sebuah pusat kajian neo konservatif di Washington DC ). Dimana dia menyatakan:

"Apa yang mendorong orang-orang itu adalah ide-ide. Dan berbeda dengan gerakan kebebasan di era pasca Perang Dunia II di banyak belahan dunia, ide-ide itu bukanlah untuk menggapai ide-ide politik seperti kemerdekaan nasional dari penjajahan, atau persamaan bagi semua penduduk tanpa membedakan suku dan keyakinan, atau kebebasan berekspresi tanpa tekanan totaliter. Ambisi-ambisi itu adalah, paling tidak secara prinsip, bisa dirundingkan dan dalam banyak hal telah dimusyawarahkan. Namun, tidak ada perundingan bagi pendirian kembali Khilafah; tidak ada perundingan bagi penerapan Hukum Syariah; dan tidak ada perundingan tentang penindasan atas persamaan antara laki-laki dan perempuan; tidak ada perundingan untuk mengakhiri kebebasan berbicara. Nilai-nilai itu adalah sangat fundamental bagi peradaban kami dan tidak dimungkinkan adanya perundingan."


6. President George W. Bush, November 2005.

He stated that the militants were seeking to establish a "radical Islamic empire." He further added: "The murderous ideology of the Islamic radicals is the great challenge of our new century. Like the ideology of communism, our new enemy teaches that innocent individuals can be sacrificed to serve a political vision."

"The militants believe that controlling one country will rally the Muslim masses, enabling them to overthrow all moderate governments in the region, and establish a radical Islamic empire that spans from Spain to Indonesia."



Dalam pidatonya di awal bulan November 2005 menyatakan bahwa kaum militant sedang berusaha untuk mendirikan sebuah "kekaisaran Islam radikal".

Dia lalu menambahkan bahwa: "Ide membunuh dari kaum Islam radikal adalah tantangan yang besar di abad baru kita. Sama seperti ideology komunisme, musuh kita yang baru ini mengajarkan bahwa individu yang tidak berdosa bisa dikorbankan untuk bisa menjalani visi politik."

"Kaum militan percaya bahwa mereka dapat menyatukan kaum muslimin dengan cara menguasai Negara, sehingga dengan cara itu mereka menumbangkan semua pemerintahan moderat di wilayah dan mendirikan sebuah kekaisaran Islam yang membentang dari Spanyol hingga Indonesia."


7. Jendral John Abizaid, Komandan Angkatan Bersenjata Amerika, 29 September 2005.
"Al Qaeda terrorists hope to drive American influence from the Middle East and install a global Muslim leader in Saudi Arabia .....If al Qaeda terrorists manage to take control of Saudi Arabia , they will try to create and expand their influence in the region and establish a caliphate."

Abizaid said al Qaeda would subsequently move on to apply a "very narrow, strict interpretation of Shariah, Islamic law, not believed in or practiced anywhere else in the world today....... The next goal would be to expand into non-Arab Islamic countries. This would include the middle of Africa, South Asia and Southeast Asia."

At another occasion, Gen. John Abizaid said: "We are fighting the most despicable enemy ... who uses the 21st century-technology to spread their vision of a 7th-century paradise (and) try to re-create what they imagine was the pure and perfect Islamic government of the era of the prophet Muhammad."





"Teroris Al-Qaeda berharap untuk menghilangkan pengaruh Amerika dari Timur Tengah and mendirikan suatu pemerintahan Muslim global di Saudi Arabia…Jika teroris Al-Qaeda menguasai Saudi Arabia, mereka akan mencoba mendirikan dan memperluas pengaruh mereka di wilayah itu dan mendirikan sebuah kekhalifahan."

Abizaid mengatakan bahwa Al-Qaeda pada akhirnya akan melanjutkan dengan menerapkan sebuah "penafsiran Shariah, Hukum Islam, dengan pandangan yang sempit dank eras, yang tidak dipercayai dan tidak dipraktekkan di tempat manapun di dunia ini pada saat ini…Sasaran berikutnya adalah memperluasnya ke Negara-negara Arab non-Islam. Ini akan termasuk bagian tengah Afrika, Asia Selatan dan Asia Tenggara."

Pada kesempatan lain dia mengatakan: "Kita sedang memerangi musuh yang paling keji…yang menggunakan teknologi di Abad 21 untuk menyebarkan visi mereka atas surga abad ke-7 (dan) berusaha untuk mendirikan kembali apa yang mereka angankan adalah pemerintahan Islam yang murni dan sempurna seperti zaman Nabi Muhammad."
 

8. Gen. Richard Myers, Kepala Staf Gabungan, ketika berpidato di Pentagon.
 
"While addressing a Pentagon news conference, he stressed: "If the Zarqawis of the world were allowed to be successful in Iraq in their view, and that would be the start of the caliphate that they envision, the stakes would be huge for the region,"


"Ketika berpidato di Pentagon pada suatu konperensi pers, dia menekankan: "Jika kelompok Zarqawi dunia dibiarkan untuk sukses di Irak, dalam pandangan mereka, maka itu akan merupakan awal kekhalifahan yang mereka angankan, maka taruhannya adalah sangat besar bagi seluruh wilayah itu."



9. PM Inggris, Tony Blair, pada pidato di depan Konperensi Partai Buru.
He stated: "What we are confronting here is an evil ideology.... ..They demand the elimination of Israel; the withdrawal of all Westerners from Muslim countries, irrespective of the wishes of people and government; the establishment of effectively Taliban states and Shariah law in the Arab world en route to one caliphate of all Muslim nations."


Dia menyatakan: "Apa yang sedang kita lawan adalah ideology setan…Mereka menuntut penghancuran Israel; penarikan mundur semua orang Barat dari Negara-negara Islam, dengan mengabaikan kemauan rakyat dan pemerintahnya; pendirian Negara-negara semacam Taliban dan hukum Syariah di dunia Arab dan berujung yang sama pada kekhalifahan untuk semua Negara-negara Muslim." 




Lalu bagaimanakah dengan orang Islam sendiri, apakah mereka percaya dengan adaya Khilafah?



Apalagi dalam hadisnya Rasulullah saw. pernah bersabda, Di tengah-tengah kalian terdapat masa kenabian yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu ketika Dia berkehendak untuk mengangkatnya.Kemudian akan ada masa Kekhilafahan yang mengikuti yang mengikuti manhaj kenabian yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu selama Dia berkehendak mengangkatnya.Kemudian akan ada kekuasaan yang zalim yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu selama Dia berkehendak mengangkatnya.Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu selama Dia berkehendak mengangkatnya.Kemudian akan ada kekuasaan.Kemudian akan muncul kembali Kekhilafahan yang mengikuti manhaj kenabian. Setelah itu beliau diam. (HR Ahmad).





Dalil Tentang Wajibnya Khilafah








Dalam hadis di atas jelas bahwa Khilafah yang mengikuti jalan kenabian adalah keniscayaan. Apalagi jika kita menaksikan fakta pergolakan di Timur Tengah bulan yang lalu menunjukkan bahwa para penguasa dictator antek Amerika mulai tumbang. Jika para penguasa diktator telah satu persatu tumbang maka tahap selanjutnya—sebagaimana penjelasan dalam hadis riwayat Ahmad di atas—maka akan dilanjutkan dengan munculnya Khilafah yang mengikuti jalan kenabian. Ini adalah sebuah keniscayaan. Jadi, munculnya Khilafah sudahlah sangat dekat. Tinggal mempersiapkan kondisi-kondisi yang lebih mendukung bagi tegaknya Khilafah.

Pertanyaannya adalah, mungkinkah Indonesia muncul Khilafah? 

Bekas Wakil Presiden Amerika Serikat, Dick Cheney pada tanggal 23 Februari 2007 secara jelas menyatakan, Mereka memiliki tujuan untuk menegakkan Khilafah yang berkuasa dari Spanyol, Afrika Utara melewati Timur Tengah, Asia Selatan hingga mencapai Indonesia dan tidak berhenti di sana.”

Pernyataan Dick Cheney boleh jadi menjadi isyarat bahwa Khilafah adalah suatu keniscayaan dan mungkin muncul di Indonesia. Apalagi para pejuang pejuang Khilafah di negeri ini bukan hanya dari kalangan mahasiswa dan eks kampus semata, namun telah meliputi berbagai eleman masyarakat. Saat ini bisa kita temui dengan mudah para pejuang dakwah dari kalangan buruh, pegawai negeri, pengusaha, para teknokrat dan tentunya para ulama. Ditambah lagi dengan adanya fakta bahwa penerimaan masyarakat Jabodetabek terhadap Khilafah dan syariah ternyata 43%. Ini menunjukkan angka yag sangat signifikan pengaruhnya.





Next Prev Home

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Day_Fafa