Wahington - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menjilat ludah sendiri alias mencabut pernyataanya Jum’at lalu bahwa Palestina harus berdiri berdasarkan perbatasan Juni 1967. Kini setelah dikecam Israel, Obama secara tersirat menyebutkan Palestina tak akan berdiri di perbatasan 1967.
Seperti dikutip situs infopalestina, peranyataan Obama tersebut muncul setelah adanya tekanan dari pihak Zionis yang menolak pernyataan Obama. Bahkan, Zionis menganggap pernyataan Obama sama dengan menyuruh Israel bunuh diri.
Dalam pidatonya di depan kongres AIPAC (Tim Loby Zionis di Amerika) pada Ahad (22/5) sore, Obama mencabut pernyataannya bahwa Palestina harus berdiri di perbatasan 1967. Dia menyebutkan harus ada timbal balik antara Palestina dan Israel. ''Maksudnya, bahasan perbatasan antara Palestina dan Israel akan berbeda dengan perbatasan tahun 1967,'' tulis infopalestina.
Obama kemudian menyinggung tentang pentingnya solusi dua negara. Dia menegaskan bahwa Isrel merupakan negara yahudi demokratik. Sementara, negara Palestina untuk bangsa Palestina. Kedua negara harus mendapatkan persetujuan dan pengakuan dari kedua belah pihak secara damai.
Dalam kesempatan itu, Presiden Amerika menegaskan kembali tentang pentingnya keamanan Israel sebagai prioritas utama Amerika. “Kami akan melindungi eksistensinya sebagai kekuatan militer yang mumpuni. Sikap Washington dalam hal ini tetap berpihak pada Entitas Zionis yang menolak laporan Goldstone, terkait hasil penyelidikan terhadap perang Gaza tahun 2008 kemarin. Ia menegaskan semua upaya untuk menyerang Israel di PBB akan senantiasa kami tolak,'' katanya. (republika.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar